Khusyuknya Para Santri Khataman Al-Qur'an dengan Penerangan Lilin di Solo

Khusyuknya Para Santri Khataman Al-Qur'an dengan Penerangan Lilin di Solo

Ari Purnomo - detikJateng
Selasa, 26 Apr 2022 00:18 WIB
Santri di Ponpes Baitul Mustofa dan siswa di MI Ulul Quran Ali Bin Abi Tholib mengikuti khataman Alquran berpenerangan lilin, Senin (25/4/2022).
Santri di Ponpes Baitul Mustofa dan siswa di MI Ulul Quran Ali Bin Abi Tholib mengikuti khataman Alquran berpenerangan lilin, Senin (25/4/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng
Solo -

Ardhin tampak begitu khusyuk membaca Al-Qur'an. Bocah perempuan kelas VI di Pondok Pesantren Baitul Mustofa itu seakan tidak terganggu meski membaca Al-Qur'an hanya menggunakan penerangan lilin.

"Iya sudah biasa membaca Al-Qur'an, tidak apa-apa hanya menggunakan penerangan seadanya," kata Ardhin kepada detikJateng, Senin (25/4/2022).

Suaranya saat membaca surat Az Zumar terdengar lirih, bersahutan dengan suara teman-temannya yang juga ikut khataman Al-Qur'an. Ada 80 santri yang ikut khataman Al-Qur'an dengan penerangan lilin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pimpinan ponpes sengaja menggunakan penerangan lilin untuk khataman Al-Qur'an. Bukan tanpa alasan, tetapi ini bertujuan mengingatkan para santri akan kondisi zaman dahulu. Di mana sebelum ada penerangan lampu para kiai maupun ulama mengaji menggunakan penerangan seadanya.

"Biar anak-anak bisa merasakan suasana zaman dahulu, di mana pendahulu kita kalau mengaji di masjid, musala menggunakan sentir (penerangan menggunakan minyak tanah)," terang Kepala MI Ulumul Quran Ali Bin Abi Tholib, Kedung Tungkul, Mojosongo, Solo, Diah Sukmawati, kepada wartawan.

ADVERTISEMENT
Santri di Ponpes Baitul Mustofa dan siswa di MI Ulul Quran Ali Bin Abi Tholib mengikuti khataman Alquran berpenerangan lilin, Senin (25/4/2022).Santri di Ponpes Baitul Mustofa dan siswa di MI Ulul Quran Ali Bin Abi Tholib mengikuti khataman Alquran berpenerangan lilin, Senin (25/4/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng

Penggunaan penerangan lilin ini, kata Diah, untuk memotivasi para santri agar lebih bersemangat dalam membaca, menghafal serta mengamalkan Al-Qur'an.

"Kegiatan ini sudah rutin kami adakan sejak tahun 2009, hanya saja saat pandemi tahun 2020 kita tiadakan. Dan baru mulai ada lagi tahun 2021 dan tahun ini," terang Diah.

Khataman Al-Qur'an ini, sambung Diah, juga untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Sehingga, diadakan di malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

"Iya ini diadakan di malam Lailatul Qadar, di mana Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, di dunia dan akhirat," urainya.

"Membaca, menghafal dan mempelajari Alquran bisa menjadikan jujur akan dosa-dosanya yang diperbuat, tidak mengulangi kesalahannya, dan selalu berprasangka baik kepada Allah," imbuhnya.




(apl/rih)


Hide Ads