Kembali ke Udik

Kolom Minggu Pagi

Kembali ke Udik

Muchus Budi R. - detikJateng
Minggu, 24 Apr 2022 07:00 WIB
Ilustrasi perantau berbondong-bondong datang ke kota.
(Foto: Ilustrator: Edi Wahyono)
Solo -

Perjalanan kembali ke udik akan segera dimulai. Setelah dua tahun sebelumnya dilarang karena suasana kedaruratan terkait terjadinya pandemi. Tahun ini, fenomena perjalanan massal jutaan manusia setahun sekali tersebut, diperbolehkan lagi dilakukan.

Idul Fitri juga dimaknai kembali kepada kesucian dan perlu diikuti kelegawaan untuk saling memaafkan. Adanya sebuah tuntunan bahwa meminta maaf kepada kedua orang tua harus didahulukan sebelum kepada orang lain, telah menciptakan sebuah gelombang migrasi manusia luar biasa di negeri ini.

Gelombang perjalanan massal yang kemudian sering kita sebut sebagai mudik, tercatat sebagai peristiwa migrasi manusia terbesar yang pernah terjadi di muka bumi setiap tahunnya. Tradisi itu semula hanya terjadi di Indonesia yang kemudian ditiru negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan tradisi mudik, kita memasuki peristiwa sangat penting berupa reuni akbar anak manusia. Tidak hanya bertemu orang tua dan keluarga inti, dengan mudik kita akan bertemu dengan sanak saudara, handai-taulan, kerabat besar, teman sepermainan, bahkan jika sempat akan 'bertemu' dengan para leluhur yang sudah 'beristirahat' di pemakaman.

Dengan demikian maka mudik, dari asal kata ma+udik yang arti harafiahnya '(kembali) menuju udik' atau kawasan hulu, telah menuntun kita pada bersatunya kembali pada asal muasal. Memahami kembali proses penciptaan, menghayati lebih jauh tentang konsep sangkan paran.

Namun bukannya kemudian tanpa ekses negatif dari fenomena kumpul bersama atau reunifikasi anak manusia di masa lebaran tersebut. Situasi sosial dan pengertian bakdan maupun lebaran tadi seringkali mendorong orang untuk mengabaikan makna Idul Fitri.

Banyak orang yang kemudian 'mengada-adakan' sesuatu secara berlebihan untuk bisa hadir dalam suasana reuni tersebut.

ADVERTISEMENT

Ekses negatif lain yang masih perlu diperhatikan sejak awal sebelum memulai mudik adalah lebaran kali ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya selesai. Kelengahan menjaga protokol kesehatan di saat kumpul-kumpul setelah 3 tahun tak jumpa, bisa berdampak munculnya klaster-klaster baru lagi.

Selamat menjalani mudik. Hati-hati di perjalanan. Tetap jaga diri dalam situasi wabah Corona yang belum usai.

Solo, 24 April 2022

Muchus Budi R, wartawan detikcom
Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi




(mbr/rih)


Hide Ads