Portal pembatas ketinggian kendaraan di timur Underpass Makamhaji, Kartasura, rusak lagi. Kondisi portal besi setinggi 3,5 meter itu dinilai membahayakan lantaran salah satu tiang penyangganya miring.
Kabar tentang kerusakan portal pembatas ketinggian kendaraan di Underpass Makamhaji itu diunggah di akun Instagram @infocegatansolo.fb, Jumat (22/4/2022) lalu.
Unggahan itu menyertakan dua foto yang menunjukkan miringnya portal tersebut, disertai keterangan bahwa rusaknya portal itu diduga tertabrak kendaran berat sehingga hampir roboh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini sangat BERBAHAYA bagi pengguna jalan yang melintas di Underpass Makam Haji. Semoga segera diperbaiki oleh pihak terkait," tulis keterangan di akun tersebut.
Menanggapi informasi dan keluhan dari masyarakat melalui media sosial itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sukoharjo Toni Sri Buntoro menyatakan pihaknya akan segera memperbaiki portal di Underpass Makamhaji.
"Hari ini akan kami perbaiki," kata Toni saat dimintai konfirmasi oleh detikJateng pada Sabtu (23/4/2022). Toni mengatakan, portal pembatas ketinggian itu sering rusak karena masih banyak kendaraan berat yang nekat melintas di di Underpass Makamhaji.
Meski demikian, Toni berujar, Dishub Sukoharjo belum berencana mengganti portal itu dengan konstruksi yang lebih kuat. "Belum, yang penting kami turunkan dulu, khawatir membahayakan pengendara. Nanti kami koordinasikan dulu," ujarnya.
Sabtu (16/4) pekan lalu, Toni mengungkapkan portal pembatas ketinggian itu sudah tiga kali rusak karena dilanggar kendaraan berat. "Kalau ketinggiannya di atas 3,5 meter berarti itu beratnya lebih dari 8,5 ton," terang Toni saat itu.
Toni menerangkan, setelah Underpass Makamhaji diperbaiki, ada pembatasan kendaraan berat yang melintas yakni maksimal 8,5 ton. "Di atas itu tidak boleh," kata Toni dengan nada tegas.
Toni menambahkan, pengemudi kendaraan berat yang nekat melintas di Underpass Makamhaji dan merusak portal pembatas ketinggian itu akan diganjar dua sanksi sekaligus.
"Pertama, harus memperbaiki kerusakan yang terjadi. Kedua, juga kena tilang. Itu ranah Satlantas, sudah banyak yang ditilang," ungkapnya.
"Kalau perbaikan itu mereka memperbaiki sendiri, tidak melalui kami. Terkait biaya perbaikannya ya kami juga tidak tahu," imbuh Toni saat itu.
(dil/dil)