Demo 11 April, massa aksi menggeruduk gedung DPRD Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tuntutan massa di antaranya menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pantauan detikJateng, massa di antaranya beratribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Gerakan Pemuda Islam (GPI) Rembang.
Aksi demo dimulai dari depan pintu gerbang kantor Bupati Rembang dilanjutkan berjalan kaki menuju ke arah barat halaman gedung DPRD setempat pada pukul 09.50 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa aksi berjalan sambil membentangkan sejumlah poster yang salah satunya bertuliskan, 'Indonesia Menolak Tegas Presiden Ingah-Ingih', serta membawa miniatur keranda yang mereka jadikan sebagai simbol ibu pertiwi sedang berduka karena dinamika sosial yang terjadi di masyarakat sekarang ini.
Demo juga diwarnai orasi di atas kendaraan komando dan aksi teatrikal selama sekitar satu jam lebih.
Mereka menyuarakan sejumlah penolakan, mulai dari kenaikan BBM, persoalan minyak goreng, hingga penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
![]() |
Koordinator Pengurus Daerah GPI Rembang, Abdurrahman Syafrianto mengatakan pihaknya menuntut pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM. Sebab menurutnya, harga BBM yang terus naik berakibat pada tingkat kemiskinan masyarakat. Tetapi di lain sisi, bersamaan dengan itu justru gaji pegawai Pertamina naik.
Selain itu juga, Abdurrahman melanjutkan kelangkaan minyak goreng sekaligus kenaikan harganya turut memperparah nasib masyarakat bawah.
"Padahal berdasar data yang terhitung sejak 2006, Indonesia termasuk negara produsen sawit di dunia. Banyak lahan dibabat untuk memperbanyak kebun kelapa sawit, tapi ironisnya minyak langka sehingga berdampak pada kenaikan harga," tegasnya di sela aksi, Senin (11/4/2022).
Massa sempat memaksa untuk masuk ke dalam gedung DPRD Rembang, karena tak kunjung ditanggapi oleh perwakilan anggota dewan.
Hingga sampai pukul 11.00 WIB, akhirnya Ketua Komisi I DPRD Rembang Mashadi didampingi oleh Wakil Ketua Subawoto, keluar menemui para massa. Namun massa tetap tidak diizinkan masuk ke dalam gedung DPRD Rembang.
Mashadi menuturkan, pihaknya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh massa aksi dan berkomitmen untuk segera menyampaikan tuntutan-tuntutan kepada DPR.
"Kami sepakat dengan saudara-saudara. Kami juga siap menyampaikan aspirasi saudara sekalian ke pusat (DPR RI)," tandasnya.
Setelah dialog selesai, massa kemudian membubarkan diri. Aksi demo diakhiri dengan salat jenazah, sebagai wujud keprihatinan terhadap sejumlah kebijakan yang dirasa tidak berpihak ke rakyat.
Sementara itu, saat aksi demo berlangsung, anggota dari Polres Rembang dan Kodim 0720 Rembang diterjunkan melakukan pengamanan.
(rih/ams)