Warga Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memiliki tradisi yang cukup esktrem saat bulan puasa Ramadan. Mereka merayakan datangnya bulan puasa dengan menggelar sepakbola api.
Bagi warga terutama kalangan remaja, bermain sepak bola api setiap bulan puasa menjadi tradisi turun temurun. Meskipun terlihat berbahaya, tapi para pemain tetap semangat, bergembira memainkan permainan ekstrem dan cukup bahaya ini.
Permainan ini biasanya digelar di halaman masjid selepas tarawih dan tadarus Al-Qur'an. Tidak hanya remaja, beberapa pria paruh baya ikut berbaur memainkan pertandingan sepakbola api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada peraturan khusus dalam permainan sepakbola api ini. Namun para peserta tidak menggunakan sepatu alias telanjang kaki. Salah seorang peserta, Budianto (42), mengaku tidak merasakan panas sedikitpun saat menendang bola.
"Ini salah satu bentuk ungkapan gembira warga menyemarakkan bulan puasa. Peserta di sini tidak ada yang mengeluh panas pada kaki, semua gembira," ungkap Budianto, Rabu (6/4/2022).
Baca juga: Gempa M 2,9 Goyang Gunungkidul Malam Ini |
Bola yang digunakan dalam permainan sepak bola api berasal dari buah kelapa tua yang kering. Sebelum dibakar, kelapa tua kering tersebut terlebih dahulu direndam minyak tanah selama beberapa hari.
Sepakbola api ini tak luput mengundang perhatian warga sekitar. Tidak sedikit warga yang menonton dan turut mengabadikan momen ini dengan kamera ponselnya.
Kepala Desa Mulyoharjo, Abdul Basir, mengatakan permainan bola api ini sempat terhenti dua tahun lantaran pandemi COVID-19. Kemudian setelah pandemi mereda, pihak desa kembali menggelar permainan ini untuk menyemarakkan bulan Ramadan.
"Kemarin karena pandemi Corona terhenti dua tahun. Sekarang kami gelar kembali setiap bulan puasa. Pesertanya bermacam-macam. Ada perangkat desa, warga dan remaja masjid," tutur Abdul Basir, hari ini.
(sip/sip)