Banjir yang menggenang di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, sejak semalam akhirnya surut pada pagi ini. Banjir menyisakan sampah yang menggunung di sungai.
Pantuan detikJateng, Rabu (6/4/2022), tumpukan sampah bambu tersangkut di jembatan penghubung Dukuh Kedungdowo, Desa Kismoyoso dengan Dukuh Jateng, Desa Pandeyan.
Sebuah jembatan sasak dari bambu yang hanyut dalam banjir itu juga tersangkut dalam kondisi hancur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga tampak bergotong royong menyingkirkan sedikit demi sedikit, sampah batang-batang bambu yang menumpuk di jembatan ini. Mereka berusaha menyingkirkan sampah-sampah itu agar aliran air sungai lancar.
Banjir di Sungai Beran mulai meluap dan masuk ke perkampungan penduduk kemarin petang. Banjir melanda wilayah Desa Pandeyan dan Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak dan membuat rumah warga tergenang.
Banjir mulai surut pada dini hari. Namun benar-benar surut dan sudah tak menggenangi perkampungan warga sekitar pukul 05.00 WIB. Sekitar pukul 09.00 WIB, arus sungai masih cukup deras.
Kepala Dusun (Kadus) Pandeyan, Agung Widodo, mengatakan banjir semalam terjadi di tiga dukuh di Desa Pandeyan. Yaitu Dukuh Garen, Pandeyan dan Jaten.
"Untuk Desa Pandeyan yang terdampak banjir ada tiga dukuh. Garen, Pandeyan, dan Jaten," kata Agung hari ini.
Selain menggenangi rumah warga, aliran banjir yang cukup deras juga menghanyutkan sebuah jembatan sasak yang terbuat dari bambu. Selama ini jembatan itu banyak dimanfaatkan oleh warga.
"Jembatan ini hanyut terbawa banjir kemarin sekitar pukul 18.00 WIB," kata Zainal Bahtiar, yang tinggal di dekat jembatan tersebut.
Jembatan yang hanyut tersebut merupakan jembatan sasak dari bambu dan kayu, penghubung Dukuh Pandeyan, Desa Pandeyan dengan Dukuh Tambas, Desa Kismoyoso. Fondasinya dari drum yang dicor beton.
"Setiap hari ramai, banyak warga yang lewat sini. Tak hanya yang mengendarai sepeda motor, tapi mobil-mobil kecil itu juga banyak yang lewat jembatan ini," jelas dia.
(ahr/rih)