Kisah Masjid di Sragen Dirobohkan Warga Terbuai Janji 'Dermawan'

Kisah Masjid di Sragen Dirobohkan Warga Terbuai Janji 'Dermawan'

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 04 Apr 2022 18:20 WIB
Masjid Al-Fatah Dusun Kowang dirobohkan warga
Masjid Al-Fatah, Dusun Kowang, Sragen, yang dirobohkan warga (Foto: dok Warga Dusun Kowang)
Solo -

Warga Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, merobohkan Masjid Al-Fatah usai mendapatkan janji pembangunan ulang dari seorang 'dermawan'. Namun pembangunan ulang masjid tersendat gegara janji 'dermawan' itu hingga saat ini belum terpenuhi.

Berikut sejumlah fakta dari peristiwa masjid di Sragen dirobohkan warga tersebut.

1. Sejarah masjid

Menurut warga, bangunan masjid tersebut didirikan pada tahun 1991 yang merupakan sumbangan dari pelaksana proyek pembangunan Waduk Kedungombo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masjid lama itu sumbangan dari proyek Waduk Kedungombo. Desa kami memang berada di pinggir waduk raksasa tersebut," ujar Kadus Kowang, Sunardi, Senin (4/4/2022).

2. Rencana renovasi

Warga kemudian ingin merenovasi masjid karena ada beberapa titik yang sudah rusak. Kemudian tiga bulan lalu, ada warga setempat yang memiliki kenalan pengusaha dari Jakarta yang bersedia mendanai seluruh kebutuhan pembangunan.

ADVERTISEMENT

"Memang awalnya masjid butuh renovasi. Ada warga punya kenalan pengusaha itu. Karena masjid sudah ada sejak 1991, katanya sekalian dibangun ulang saja, beliau sanggup mendanai," ujar ketua panitia pembangunan Masjid Al-Fatah, Agus Pudiyono, saat dijumpai detikJateng, Selasa (4/4).

3. Biaya pembangunan

Setelah mendapatkan janji, panitia terlebih dahulu membuat desain masjid secara profesional. Anggaran pembangunan masjid terhitung sekitar Rp 1,5 miliar.

Warga pun akhirnya merobohkan masjid sekitar 1,5 bulan yang lalu. Namun warga kaget ketika 'dermawan' itu baru mengirim uang Rp 10 juta.

"Setelah gambar jadi, diperkirakan masjid selesai dalam 5-6 bulan. Setelah dirobohkan, dana baru cair Rp 10 juta. Warga harap-harap cemas, karena sudah terlanjur dirobohkan," ujar Agus.

4. Andalkan donasi

Warga tak lantas menghentikan progres pembangunan. Melalui donasi, pembangunan tetap dimulai menggunakan jasa kontraktor.

"Kami cari cara agar pembangunan bisa berjalan. Kami buka donasi, kami pasang kotak infak di depan masjid, sama kami buka donasi di kitabisa.com. Kami sengaja pakai kontraktor agar bisa ditalangi dulu," ungkap Agus.

Hingga hari ini, terkumpul dana sekitar Rp 300 juta. Pembangunan masjid masih dalam proses pengerjaan fondasi. Proses ini cukup lama karena harus menguruk lahan yang cukup dalam.

"Dulu kan ukurannya 9x9 meter, sekarang 12x15 meter. Yang belakangnya harus dipasang talut dulu, kemudian diuruk tanah lagi. Untuk menguruk saja mungkin butuh Rp 300 jutaan," katanya.

5. Tegaskan penuhi janji

Agus mengaku 'dermawan' tersebut telah menelepon dirinya. Sang 'dermawan' siap memenuhi janji yang terucap.

"Kemarin pengusaha itu telepon saya. Baru kali ini saya dihubungi langsung oleh beliau, katanya akan bertanggung jawab dengan janjinya. Kemarin memberi tambahan Rp 15 juta," kata Agus.

Agus diberi penjelasan bahwa keluarga pengusaha tersebut tiba-tiba mengalami masalah bisnis.

"Katanya bisnis tiga anaknya sedang bangkrut bersamaan. Sebenarnya dananya sudah ada, tapi digunakan untuk anaknya dulu," ungkap dia.




(rih/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads