Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pemerintah masih kesulitan mendeteksi jumlah riil penderita tuberkulosis (TB/TBC) di Indonesia. Jumlahnya mencapai lebih dari 800 ribu orang dan belum ditemukan selama 10 tahun terakhir.
"Nah surveilans TBC di Indonesia diperkirakan oleh WHO ada 824 ribu orang. Itu tidak pernah bisa terdeteksi, lebih dari 10 tahun ini. Paling tinggi 500 ribu, 600 ribu kemudian turun lagi ke 300 ribu (per tahun). Padahal orang-orang ini kan kalau tidak terdeteksi nularin ke mana-mana," ungkap Budi kepada wartawan usai meninjau kegiatan pemeriksaan TBC di Puskesmas Girimulyo 1, Kulon Progo, DIY, Selasa (29/3/2022).
Di lain sisi Global TB Report 2021 melaporkan Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita penyakit TBC dengan jumlah kasus mencapai 824 ribu dan kematian 93 ribu setiap tahunnya. Masih dari data yang sama, ada sekitar 11 kematian akibat TBC, setiap jamnya di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Kemenkes kini sedang berupaya mencari cara yang efektif untuk mendeteksi orang yang diduga terinfeksi TBC. Sejauh ini upaya deteksi TBC baru menggunakan tes rontgen dan tes cepat molekuler (TCM) yang terkadang masih kurang efektif.
"Nah sekarang kita lagi mikir bagaimana caranya mendeteksi TBC ini, karena TBC kompleks penyakitnya, ada yang namanya laten, jadi artinya materinya sudah ada tapi dia belum menularkan, ada yang udah aktif, tapi aktif itu menularkan kalau dia belum batuk, tesnya masih pake rontgen. Kalau dia udah batuk bisa pakai TCM," urai Budi.
"Kadang-kadang TCM kalau ambil dahaknya nggak bagus akibatnya nanti nggak kelihatan. Mesti dites lagi. Nah itu diagnosanya sedang kita perbaiki," sambungnya.
Budi menyatakan upaya deteksi dini TBC harus cepat dilakukan. Dalam proses pengobatan juga perlu memperhatikan varian bakterinya. Jika tidak bakteri pemicu penyakit TBC bisa resisten atau tahan terhadap obat.
"Bakteri TBC itu variannya sama kaya COVID. Jadi bakterinya banyak variannya. Kalau bakterinya varian A maka obatnya ini, varian B obatnya lain. Kalau varian A dikasih obat lain dia resisten dan nggak cocok," jelasnya.
Gunakan Sistem Deteksi Mirip COVID-19
Budi menyatakan untuk mendeteksi penderita TBC, pihaknya akan menggunakan sistem tracing hingga testing seperti yang telah digunakan untuk deteksi COVID-19. Menurutnya antara TBC dan Covid tidak jauh berbeda sehingga pengaplikasian sistem dapat dilakukan.
"Jadi dengan pandemi ini kita belajar bagaimana bisa memperbaiki penanganan penyakit menular. Kayak gini misalnya (TBC) yang namanya tracing itu kan udah ada, di kita TBC belum dipakai. Kita bisa pakai tracing-nya punya COVID," ucapnya.
Untuk testing TBC, lanjut Budi juga bisa menggunakan laboratorium pengujian PCR yang selama ini umum digunakan untuk deteksi COVID. Prinsip kerja lab PCR sendiri menurutnya sama persis dengan lab TCM yang digunakan untuk mendeteksi TBC.
"Laboratorium untuk PCR dan TCM itu sebenarnya sama teknologinya, jadi semua laboratorium PCR harusnya bisa buat nguji TBC," ujarnya.
Kemudian cara tracing door too door seperti yang dilakukan untuk penanganan COVID juga akan diterapkan dalam mendeteksi TBC. Karena masih masa pandemi, petugas kesehatan nantinya bisa langsung datang ke lokasi sasaran dengan alat testing yang disediakan Kemenkes, untuk mendeteksi ada tidaknya kasus positif COVID, sekaligus TBC, bahkan Malaria hingga HIV.
"Kita bisa kirim satu orang ke rumah untuk testing COVID-19, TBC, HIV, malaria. Paling kit test nya aja yang beda-beda. Nah itu yang nanti kita mau rapikan," ucap Budi.
Terakhir Kemenkes akan coba mengintegrasikan Aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dengan sistem New All Record (NAR). Untuk diketahui SITB merupakan sistem pencatatan dan pelaporan kasus TBC Sensitif, TBC Resistant Obat, Laboratorium dan Logistik dalam satu Platform yang terintegrasi, sedangkan NAR merupakan sistem informasi berisi data-data terkait kasus COVID-19.
"Selama ini SITB beda dengan NAR, nah itu mau kita jadiin 1 supaya bisa lebih mudah (deteksi penyakit TBC)," ucap Budi.
(sip/ams)