Di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, ada acara yang dinamai Dhawuhan Kali. Warga beramai-ramai menguras mata air dan membersihkan kawasan sekitar mata air. Setahun sekali diadakan, menjelang Ramadan. Tradisi ini diakhiri dengan kenduri dan makan bersama di sekitar mata air.
Tradisi turun temurun itu diadakan di Dukuh Bakalan, Desa Kebowan, Suruh, Kabupaten Semarang. Tahun ini acara dhawuhan kali diadakan Minggu (27/3/2022). Sejak
Sejak pagi warga bahu membahu menguras kolam umbul (mata air). Mereka menjaga kesadaran bersama menjaga mata air untuk pertanian dan kebutuhan hidup lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menguras kolam umbul untuk memastikan kondisi kolam dan membersihkan sumbatan-sumbatan yang mungkin terjadi selama setahun sehingga mengganggu kelancaran air sumber keluar dari lubangnya.
Siang harinya, mereka kembali berdatangan membawa nasi lengkap dengan lauk dan urapan. Layaknya menu kenduri di tradisi Jawa. Ada nasi gurih, gudhangan, ikan asin, ingkung ayam dan sebagainya.
Baca juga: Nyadran, Menjaga Kerinduan |
![]() |
Pria, wanita, tua, muda, hingga anak-anak semua berbaur. Berdoa bersama untuk kebaikan setahun ke depan, agar dimudahkan menjalankan puasa Ramadan, dan bertemu lagi dengan tradisi dhawuhan kali yang akan diadakan tahun depan.
"Tradisi dhawuhan kali ini sudah dilakukan turun-temurun. Tujuannya agar warga penghuni sekitar mata air ini timbul kesadaran bersama menjaga kelestarian alam, artinya menjaga penghidupan mereka sendiri," ujar Kades Kebowan, Jarot Wiyono, Minggu (27/3/2022).
![]() |
Yang tak ketinggalan adalah dawet, minuman segar khas Jawa ini harus selalu ada di acara dhawuhan kali. Sejak pagi ibu-ibu warga kampung sudah melakukan kegiatan di area umbul ini untuk memasak minuman dawet.
"Langsung dimasak di lokasi. Setiap warga yang datang lalu disambut dengan minuman itu. Tujuannya agar warga selalu ingat dan sadar tentang segarnya minum dari air sumber alami," kata Jarot.
"Rangkaian tradisi setelah dhawuhan kali, selanjutnya warga akan menggelar nyadran bersama di pemakaman desa. Mendoakan para leluhur. Setelah itu sebulan penuh warga akan khusyuk menjalani puasa Ramadan," lanjut Kades Jarot.
![]() |
(mbr/aku)