Petilasan Cindelaras, Kerap Didatangi Calon Pejabat Jelang Pemilihan

Petilasan Cindelaras, Kerap Didatangi Calon Pejabat Jelang Pemilihan

Manik Priyo Prabowo - detikJateng
Minggu, 20 Mar 2022 19:21 WIB
Petilasan Cindelaras di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
Petilasan Cindelaras di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Foto: Manik Priyo Prabowo/detikJateng
Grobogan -

Petilasan Cindelaras di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi salah satu tempat wisata religi. Pada malam Jumat Kliwon, tidak sedikit orang yang melakukan pertapaan di lokasi.

"Bahkan jelang pemilihan, kuburan ari-ari putra dari Raja Putra Kerajaan Jenggala, Jawa Timur ini pasti dikunjungi. Mereka yang mencari 'wahyu' agar bisa jadi pejabat bertapa minimal semalam bahkan ada yang tiga hari tiga malam," jelas Mbah Rusmin, juru kunci Petilasan Cindelaras, saat ditemui detikJateng, Minggu (20/3/2022).

Untuk menuju petilasan Cindelaras memang cukup sulit. Terutama saat musim hujan, kondisi jalan bebatuan licin penuh rumput. Bahkan harus naik bukit kecil untuk menuju puncak tempat pertapaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepi dan sunyi layak menjadi tempat bertapa. Tempat ini sering dikunjungi oleh para calon pejabat baik itu lurah, dewan atau bahkan kepala daerah," ucapnya.

Minta ke Tuhan

Meski demikian, Mbah Min tetap menekankan bahwa segala sesuatu mintalah kepada Tuhan Sang Pencipta. Bukan kepada makhluk.

ADVERTISEMENT

"Tapi saya tekankan jika minta ke Allah atau Sangat Pencipta, dan petilasan ini hanya menjadi pertapaan sekadar mencari 'wahyu' atau introspeksi diri," lanjut Mbah Min yang diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Pracimo Negoro oleh Keraton Kasunanan Solo.

Tak ada tempat bertapa layaknya gua atau rumah tua yang megah. Hanya gubuk kecil berukuran 4 meter persegi terbagi menjadi teras dan kamar kecil yang terdapat klambu, di dalamnya ada dua batu nisan. Aroma dupa, minyak mistik dan bunga segar tercium tajam saat memasukinya. Dalam bangunan tersebut juga menjadi ruang bertapa.

"Kalau bertapa bisa di dalam rumah, di teras atau bahkan di luar lingkungan rumah. Saya akan mendatangi sehari beberapa kali untuk melihat dan mengecek kondisi petapa apakah sehat atau tidak. Paling lama ada yang minta 10 hari bertapa. Tapi sekarang saya minta maksimal 3 hari saja. Kalau terbanyak petapa semalam," tandas Mbah Min.

Pangeran Cindelaras

'Wahyu' akan kekuatan Pangeran Cindelaras yang menang melawan semua ayam jago, bahkan ayam jago Kerajaan Jenggala ia kalahkan. Dari kekalahan ayam Raja Jenggala itulah yang membuat Pangeran Cindelaras bisa menunjukkan jati dirinya ke raja bahwa dirinya adalah putra sang raja.

"Jadi Cindelaras ini anak dari istri Raja Raden Putra Kerajaan Jenggala. Raja juga memiliki selir tapi selir iri dan memfitnah sangat istri raja yang baik. Sampai akhirnya selir menyuruh orang membuang ratu yang saat itu hamil muda Cindelaras," ujarnya.

"Kebiasaan ayam sabung raja mempertemukan anak dan raja. Karena ayam raja tak terkalahkan dan ayam Cindelaras juga tak terkalahkan, mereka pun bertarung dan ayam jago Cindelaras menang. Meski cerita rakyat, kemampuan dan kehebatan Cindelaras bersama sangat ibu menjadikan warga mencari Wahyu di makam ari-ari Cindelaras ini," lanjut Mbah Min yang sudah 25 tahun jadi juru kunci petilasan Cindelaras, sembari duduk di teras makam.

Meski banyak pejabat datang dan tentunya Mbah Min kenal, namun mereka minta ke Mbah Min agar identitasnya tidak diungkapkan ke publik yang bertanya.

"Mereka (pejabat dan calon pejabat) minta tidak dibuka identitasnya. Jadi maaf soal sosok petapa ini tidak bisa kita berikan," imbuh Mbah Min.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads