Istri Kenang Pertemuan Terakhir dengan Korban Tewas Gas Beracun Dieng

Istri Kenang Pertemuan Terakhir dengan Korban Tewas Gas Beracun Dieng

Eko Susanto - detikJateng
Rabu, 16 Mar 2022 13:56 WIB
Penyerahan santunan sebesar Rp318 juta bagi keluarga korban gas beracun Dieng, Lilik Marsudi, Magelqang, Rabu (16/3/2022).
Penyerahan santunan sebesar Rp318 juta bagi keluarga korban gas beracun Dieng, Lilik Marsudi, Magelqang, Rabu (16/3/2022). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Istri korban tewas akibat gas beracun PAD 28 di PT Geo Dipa Energi, Dieng, Lilik Marsudi (56), Sulastri menceritakan pertemuan terakhirnya dengan sang suami di rumahnya di Magelang. Sulastri mengungkap masih sempat berbincang santai dengan Lilik pada malam sebelum kejadian.

"Sebelum pulang, hari Kamis (10/3), saya WA (WhatsApp) bapak kalau minta doanya soalnya anaknya (anak Lilik) mau melahirkan. Tapi bapak nggak bales WA saya, cuman ujug-ujug (tiba-tiba) pulang," kata Sulastri kepada wartawan usai menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan di Pemkot Magelang, Rabu (16/3/2022).

Sulastri menuturkan Lilik sering pulang ke Magelang selama bekerja di Dieng lima bulan terakhir. Kepulangan Lilik ke Magelang pada hari itu ternyata untuk yang terakhir kalinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sulastri dan suaminya sempat berbincang santai pada Jumat (11/3) malam. Hingga kemudian Lilik kembali ke Dieng pada Sabtu (12/3) beberapa saat sebelum kejadian. Saat itu Sulastri tak lagi sempat bertemu dengan suaminya karena menunggui anaknya yang akan melahirkan di rumah sakit.

"Malam ya ngobrol, cuman saya gelane (kecewa) waktu bapak berangkat saya tidak di rumah, saya lagi di rumah sakit. Pamit lewat telepon, tadinya mau mampir ke rumah sakit nggak boleh besuk," katanya.

ADVERTISEMENT

"Minggu sore, selesai pemakaman almarhum, cucu lahir. Kalau yang anak kedua kemarin sempat kerja ikut diajak bapak," tuturnya.

Sulastri kemudian bercerita tentang perubahan sikap suaminya beberapa waktu sebelum kejadian nahas tersebut.

"Kan bapak sempat pulang sakit, terus kok rasanya kayak nggak biasanya, manja. Dulu di PT ada yang kena COVID-19, terus diliburkan semua di rumah selama dua minggu. Waktu pulang badannya panas demam dibawa ke dokter tidak mau, terus saya kasih beli obat di apotek," tuturnya.

"Kalau tahu ibu lagi sibuk, (bapak) suka bikin kopi sendiri. Itu nggak minta diladeni, minum obat biasa ini (sendiri), minta diladeni sampai sembuh. Cuma, saya nggak tahu," katanya.

"Bapak bilang hari Senin (15/3), rencana mau pulang lagi," tutur Sulastri.

Sulastri hari ini menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan. "Total santunan Rp318 juta. Kerja baru sekitar 5 bulan, sebelum di Dieng, bekerja di Lamongan," ujarnya.

Santunan sebesar Rp318 juta tersebut diserahkan langsung Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur yang disaksikan Direktur Wilayah Jawa Tengah dan DIY BPJS Ketenagakerjaan, Cahyaning Indriasari. Santunan ini juga berupa beasiswa untuk kelanjutan sekolah salah seorang putri almarhum.

"Pada musibah tersebut, ada 9 orang korban yang merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan. Seluruh korban sudah mendapatkan perawatan di rumah RSUD Wonosobo. Jadi dari 9 orang, ada satu orang yang meninggal dunia yang hari ini kita serahkan santunannya," katanya.

Untuk korban meninggal dunia, katanya, mendapatkan santunan yang besarnya 48 kali gaji yang dilaporkan dari perusahaan. Sedangkan gaji yang dilaporkan dari perusahaan sebesar Rp 4,5 juta.

"Ditambah biaya pemakaman, ada JHT (jaminan hari tua) dan jaminan pensiun. Totalnya adalah Rp318 juta," ujarnya.

Selain itu, kata Cahyaning, almarhum Lilik Marsudi juga memiliki tiga putera, dua di antaranya sudah dewasa. Sedangkan anak terakhir masih sekolah sehingga diberikan beasiswa hingga perguruan tinggi.

"Beasiswa mulai anak masih sekolah TK/PAUD, SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi ditanggung BPJS. Untuk dua anak ini kurang lebih sebesar Rp174 juta, tapi ini yang menerima satu, kelas 4 SD," tuturnya.

Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur menyampaikan terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini karena Pemkot Magelang sendiri tidak mempunyai anggaran untuk santunan bagi pekerja yang meninggal dunia saat bekerja.

"Dengan BPJS ini betul-betul membantu. Kami menyambut dengan gembira. Oleh karena itu, biar ditindaklanjuti, kami akan menyisir yang belum-belum (warga Kota Magelang) biar bisa masuk (peserta BPJS)," ujar Mansyur.




(sip/ams)


Hide Ads