Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) menilai hasil magang mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kurang memuaskan. Mahasiswa dinilai mendapatkan beban kerja melebihi porsinya.
"Magang (mahasiswa MBKM kemarin) ternyata tidak seideal yang direncakanan, (dimana) mahasiswa (malah) dibebani pekerjaan yang melebihi porsi seorang mahasiswa yang magang misalnya," ujar Dekan FIB UGM, Dr Setiadi MSi, dalam Webinar Dies Natalis FIB UGM ke-76: Sinergi FIB dan IKASASDAYA, dikutip dari situs resmi ugm.ac.id pada Rabu (16/3/2022).
Seperti diketahui, mahasiswa melaksanakan kegiatan seperti magang untuk mengisi amanat 20 SKS di luar program studi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, FIB bersinergi dengan Ikatan Alumni Fakultas Sastra dan Budaya (IKASASDAYA). Kerjasama ini diharapkan dapat menjamin perlindungan kepada mahasiswa selama kegiatan magang.
"Karena itu, ketika kita bisa bersinergi dengan alumni yang bekerja di berbagai institusi, negeri maupun swasta, dan lain sebagainya, kita akan lebih kuat. Alumni kita dapat menjaga betul-betul apa yang ingin didapatkan (dari kegiatan magang) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui MBKM ini," lanjut Setiadi.
Sinergi FIB dan IKASASDAYA, kata Setiadi, juga untuk memperbaiki kinerja akademik dan tri dharma perguruan tinggi. Alumni nantinya akan turut digandeng untuk merumuskan kurikulum di FIB UGM.
Semua alumni disebut akan diikutsertakan, baik yang senior maupun junior, baik yang telah bekerja maupun yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan. Hal ini untuk menyinkronisasi muatan pelajaran dengan kebutuhan di lapangan, atau dalam hal ini dunia kerja.
"Kita tanya (pada mereka) apa yang kurang dari kurikulum kita ini, muatan apa yang perlu kita tambahkan sehingga kurikulum ini dapat memberikan bekal kepada lulusan untuk berkompetisi di luar sana (dunia kerja) secara lebih baik," pungkas Setiadi.
(sip/mbr)