Tanah dan Air yang Dibawa Ganjar ke IKN dari Puser Bumi, di Mana Itu?

Tanah dan Air yang Dibawa Ganjar ke IKN dari Puser Bumi, di Mana Itu?

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 14 Mar 2022 10:39 WIB
Ganjar Pranowo ikut aksi cukur gundul dalam penggalangan dana untuk membantu anak-anak penderita kanker, Senin (28/2/2022).
Ganjar Pranowo ikut aksi cukur gundul dalam penggalangan dana untuk membantu anak-anak penderita kanker, Senin (28/2/2022). (Foto: Dok Humas Pemprov Jateng)
Solo -

Seperti kepala daerah lainnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga membawa tanah dan air untuk disatukan di IKN Nusantara. Namun Ganjar merahasiakan asal tanah dan air itu.

"Dari mana air dan tanah itu saya ambil, ya rahasia," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/3/2022).

Ganjar hanya mengungkap air dan tanah itu diambil dari sejumlah gunung yang diyakini menjadi puser bumi atau pusatnya dunia. Di Jawa Tengah, kata Ganjar, ada beberapa tempat yang dikenal sebagai paser bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Ganjar mengatakan pusatnya bumi ada di Jawa Tengah.

"Jadi pusatnya bumi itu ada di Jawa Tengah, lokasi yang jadi pusat kebudayaan, ada peninggalan leluhur dan lainnya," ujar Ganjar.

ADVERTISEMENT

Dia kemudian menyampaikan orang tua lebih paham sehingga dia membawa tanah dan air dari lokasi tersebut. Lagi-lagi Ganjar tidak menjelaskan secara rinci lokasi dan siapa yang dia mintai pendapat terkait lokasi asal tanah dan air yang dia bawa ke IKN Nusantara.

Ganjar kemudian mengatakan intinya ada dua hal yakni pertama secara simbolik, tanah dan air.

"Saya yakin betul karena Pak Jokowi banyak filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada persatuan, ada kontribusi secara visual," tutur Ganjar.

Ganjar juga menjawab pertanyaan soal ada anggapan klenik di balik penyatuan tanah dan air yang dibawa oleh para kepala daerah. Menurutnya hal ini bagian dari kultur atau kebudayaan, bahkan di negara maju seperti Jepang, tetap ada ritual atau upacara, karena itu budaya.

Dia kemudian menyampaikan contoh orang Jawa yang akan membuat rumah memiliki tradisi memasang pisang, beras, bendera merah dan putih. Selain itu di Jepang juga terdapat ritual dan upacara setiap akan membuat gedung dan rumah.

"Jadi nggak usah mikir soal apakah ini klenik atau tidak, ini soal kultural dalam bingkai persatuan," pungkas Ganjar.




(sip/mbr)


Hide Ads