Miris! Hampir Semua PLTS di Parang Karimunjawa Rusak Sejak 2019

Miris! Hampir Semua PLTS di Parang Karimunjawa Rusak Sejak 2019

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 12 Mar 2022 13:52 WIB
PLTS bantuan Kementerian ESDM di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu (12/3/2022).
PLTS bantuan Kementerian ESDM di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu (12/3/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Jepara -

Baterai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang merupakan bantuan dari Kementerian ESDM di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hampir keseluruhan tidak berfungsi. Akibatnya, aliran listrik di desa tersebut terganggu.

"Kondisinya saat ini 75 kWp hampir keseluruhan tidak fungsi dan beberapa perawatan yang harus diganti," kata Operator PLTD/S Aminun Khakim kepada wartawan di lokasi, Sabtu (12/3/2022).

Aminun mengatakan, akibat PLTS mengalami kerusakan, jaringan listrik pun terganggu. Pihaknya kini menggunakan genset untuk memasok jaringan listrik utama ke warga Desa Parang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampaknya kalau panas (terik) tidak pakai genset, tapi sekarang genset menjadi andalan utamanya. Dulu PLTS menjadi utama, sekarang dengan adanya kerusakan di PLTS yang 75 kWp, pembangkit utama menjadi genset," jelas dia.

Menurut Aminun, kerusakan baterai tersebut terjadi sejak 2019 sampai sekarang. PLTS itu pun seharusnya sudah dilakukan perbaikan. Namun, rencananya baru pertengahan tahun ini ada perbaikan di PLTS.

ADVERTISEMENT
PLTS bantuan Kementerian ESDM di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu (12/3/2022).PLTS bantuan Kementerian ESDM di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Sabtu (12/3/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

"Kondisi sejak tahun 2019 silam, yang pembangkit 75 kWp berjalan lima tahun terus ada masalah, jadi berubah genset menjadi daya utamanya," ungkap dia.

"Alhamdulillah, ada kabar di tahun 2022 ada anggaran pemeliharaan untuk penggantian baterai serta mengganti peralatan yang rusak. Diharapkan pembangkit yang tidak berfungsi akan berfungsi kembali," sambung Aminun.

Aminun berujar, jaringan listrik ada di Desa Parang sejak Agustus 2002. Semula jaringan listriknya menggunakan genset berkapasitas 100 kVA. Kemudian, ada bantuan dari Kementerian ESDM berupa PLTS dengan kapasitas 75 kWp pada 2014.

"Terus pada tahun 2018 ada bantuan hibah dari Denmark, itu PLTDS dengan kapasitasnya 60 kWp," ujarnya.

Aminun menambahkan, PLTS itu mampu menerangi 370 rumah. Setiap rumah mendapatkan tenaga listrik sebanyak 1.500 wH.

"Jadi dalam hal ini pembangkit yang ada dibagi untuk rumah di Desa Parang, ada 370 rumah. Pembagiannya 1.500 wH per rumah. Jadi gambarannya setiap 24 jam warga mendapatkan daya 1.500 wH," terang dia.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Desa Parang Muh Zaenal Arifin mengatakan selama ini warganya kerap terkendala oleh cuaca saat menggunakan pembangkit listrik bertenaga surya.

"Harapannya kita pengin juga listrik kita bisa maksimal. Karena tidak bisa maksimal memakai PLTS, terus gensetnya kan boros juga," ungkapnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads