Dokter Sunardi Ditembak Mati Densus, Disebut Pimpinan HASI-Penasihat Amir JI

Round-Up

Dokter Sunardi Ditembak Mati Densus, Disebut Pimpinan HASI-Penasihat Amir JI

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 11 Mar 2022 05:47 WIB
Kondisi mobil yang ditumpangi terduga teroris yang ditangkap di Sukoharjo, Rabu malam (9/3/2022).
Kondisi mobil yang ditumpangi terduga teroris yang ditangkap di Sukoharjo, Rabu malam (9/3/2022). (Foto: dok Polda Jateng)
Solo -

Densus 88/Anti-Teror Mabes Polri melakukan penangkapan seorang yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme di Sukoharjo, Jawa Tengah. Terduga seorang dokter bernama Sunardi tersebut tewas tertembak usai berupaya melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

"Kami membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di Sukoharjo. Dilaksanakan oleh tim Densus 88 pada hari Rabu, 9 Maret 2022 sekira jam 21.00 WIB," ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy kepada detikJateng, Kamis (10/3).

"Terhadap terduga teroris dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia," lanjut Iqbal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berprofesi sebagai dokter

Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta yang selama ini aktif melakukan advokasi kasus-kasus terkait penangkapan terduga teroris, Endro Sudarsono, mengatakan pihaknya sudah mendapat aduan dari keluarga korban.

"Koban adalah dr Sunardi, yang selama ini praktik di Ponpes Ulul Albab, Polokarto, Sukoharjo. Kalau rumahnya di Bendosari, Sukoharjo," ujar Endro Sudarsono kepada detikJateng, Kamis (10/3).

ADVERTISEMENT

Menurut informasi dari keluarga, lanjut Endro, biasanya dr Sunardi pulang dari Ulul Albab sekitar jam 21.00 WIB sudah sampai di rumah. Namun tadi malam, Rabu (9/3) hingga tengah malam dr Sunardi belum tiba di rumah.

"Ditunggu hingga tengah malam belum nyampai rumah. Keluarga malah mendapat kabar bahwa dr Sunardi ditangkap petugas. Nah tadi pagi keluarga datang ke Polres Sukoharjo mencari kepastian tersebut," lanjut Endro.

Ditembak usai melawan saat hendak ditangkap

"Informasi yang kami terima, keluarga sudah mendapatkan keterangan dari Polres Sukoharjo bahwa dokter Sunardi tewas saat proses penangkapan oleh Densus 88. Informasinya korban melawan," ujar Endro Sudarsono, Kamis (10/3).

Informasi yang diterima detikJateng dari berbagai sumber menyebutkan bahwa penangkapan dr Sunardi dilakukan di jalan. Saat petugas berusaha menghentikan mobil Strada yang dikendarai target penangkapan, justru dia menabrakkan mobilnya ke dua mobil petugas.

Melihat kondisi itulah petugas mengambil tindakan menembak tersangka dan mengenai punggung atas dan pinggul kanan bawah. Tersangka kemudian dapat dilumpuhkan dan dievakuasi.

Dokter Sunardi sempat dibawa ke RS Bhayangkara Polresta Solo untuk penanganan medis namun jiwanya tak tertolong. Selanjutnya jenazahnya dibawa ke RS Bhayangkara Semarang.

Sunardi dikenal tertutup oleh warga

Ketua RT 03 RW 07, Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Bambang Pujiana Eka Warsana, mengatakan Sunardi tidak pernah mengikuti kegiatan di kampung.

"Sepanjang saya pegang Ketua RT itu saya mengadakan pertemuan-pertemuan kegiatan warga, dia tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi, bahkan iuran RT tidak pernah," kata Eka saat dijumpai di Sukoharjo, Kamis (10/3).

"Ketemu paling di masjid, itu pun magrib sama isya. Nggak pernah ngobrol," ujar Eka.

Eka juga mengetahui bahwa Sunardi adalah seorang dokter. Di rumah Sunardi juga terpampang papan yang menunjukkan dia membuka praktik doter. Namun Eka tidak mengetahui tempat praktik Sunardi selain di rumah.

"Kalau yang di rumah itu sepi, tidak banyak pasien. Nggak tahu praktik di mana saja," ujar dia.

Keluarga sayangkan tewasnya Sunardi

Pihak keluarga menyayangkan tindakan Densus 88 Antiteror yang menewaskan seorang terduga teroris asal Sukoharjo, dokter Sunardi. Keluarga meyakini dokter Sunardi tidak terlibat kasus terorisme.

"Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau Pak Sunardi itu terlibat kasus terorisme," kata Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono mewakili keluarga di rumah duka, Bangunsari RT 03 RW 07, Gayam, Sukoharjo, Kamis (10/3).

Keluarga, kata Endro, menyayangkan tindakan Densus 88 yang menggunakan kekerasan bahkan hingga menghilangkan nyawa. Menurutnya aparat semestinya mendahulukan upaya paksa yang sifatnya melumpuhkan.

"Yang jelas kita menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian ada sebuah kekerasan apalagi tembak mati. Mestinya ada upaya paksa, atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan. Bukan mematikan," katanya.

Kronologi penangkapan versi polisi

Dokter Sunardi disergap anggota Densus saat perjalanan pulang dari praktik di klinik Ponpes Ulul Albab Polokarto, hendak pulang ke rumahnya di Keluharan Gayam, Sukoharjo, pada Rabu (9/3) sekitar pukul 21.15 WIB.

Namun menurut polisi, Sunardi melakukan perlawanan dengan menabrakkan mobilnya ke mobil petugas. Bahkan kemudian ketika diminta berhenti, dia malah mengendarai mobilnya secara zigzag hingga mengenai kendaraan yang melintas di jalan raya Bekonang-Sukoharjo. Bahkan mobil yang dikendarai dr Sunardi baru berhenti setelah menabrak rumah warga.

"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat jumpa pers virtual, seperti dikutip dari detikNews, Kamis (10/3).

Disebut penasihat Amir JI dan penanggungjawab HASI

Polisi menyebut dokter kelahiran 10 Mei 1968 tersebut terlibat dalam jaringan terorisme di tanah air. Dia disebut pernah menjabat sebagai amir khidmat dengan jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi.

"Keterlibatan SU (Sunardi) adalah selaku anggota organisasi teroris JI, kemudian yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI)," kata Ramadhan saat jumpa pers virtual, Kamis (10/3).

Selain itu polisi juga menyebut dokter kelahiran 10 Mei 1968 tersebut terlibat dalam jaringan terorisme di tanah air. Dia disebut pernah menjabat sebagai amir khidmat dengan jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi.

"Yang bersangkutan sebagai penasihat Amir JI (Jemaah Islamiyah)," ujar Ahmad Ramadhan.

Informasi yang didapatkan detikJateng dari sumber di kepolisian, dr Sunardi selama ini disebut aktif dan menempati posisi penting di JI dan HASI. Berbagai jabatan yang pernah dan masih diembannya adalah anggota JI, pernah menjabat sebagai Amir Khidmat, Deputi Dakwah dan Informasi, penasihat Amir JI, dan penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads