Cerita GPH Bhre Tidur di Makam Ayah Sebelum Dipilih Jadi Mangkunegoro X

Cerita GPH Bhre Tidur di Makam Ayah Sebelum Dipilih Jadi Mangkunegoro X

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Rabu, 02 Mar 2022 15:25 WIB
Putra bungsu KGPAA Mangkunegara IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo usai pemakaman sang ayah di Astana Girilayu, Karanganyar.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (Foto: Andika Tarmy/detikcom)
Solo -

Sebelum dikukuhkan sebagai KGPAA Mangkunegoro X, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo ternyata memiliki kebiasaan berziarah ke makam ayahnya, Mangkunegoro IX. Bhre bahkan sempat bermalam dan tidur di dekat makam ayahnya.

Cerita tersebut disampaikan oleh Pengageng Wedana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat. Menurutnya, Bhre sering berziarah sendirian.

"Gusti Bhre memang wira-wiri ke Girilayu (makam para pengageng Pura Mangkunegoro). Tahu-tahu malam nggak ada, telepon saya ternyata di tempat romo-nya (ayahnya), tidur di makam, kan ada tendanya," kata Lilik saat dijumpai di Pura Mangkunegaran, Rabu (2/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebiasaan tersebut, kata Lilik, juga berhubungan dengan adat ketika Bhre sudah naik takhta menjadi Mangkunegoro X. Sebab ketika sudah bertakhta, Bhre tidak boleh lagi berziarah.

"Adatnya kalau sudah jumeneng (bertakhta) nggak boleh ke makam selamanya. Para nata (raja-raja) juga seperti itu. Kalau sudah jumeneng nggak boleh ke makam, sinuhun (Pakubuwono), Sultan (Hamengku Buwono) juga begitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meski besar di Jakarta, Lilik menyebut Bhre sangat memahami adat dan budaya Jawa, khususnya Mangkunegaran. Dalam beberapa tahun terakhir pun Bhre sudah banyak mengikuti ritual di Mangkunegaran.

"Kalau saya bilang, beliau itu sangat paham budaya. Beliau terus belajar. Oleh ayahnya, beliau juga sudah ditugasi menjamas pusaka saat menjelang bulan Sura 2020 dan 2021," ujarnya.

Menjelang upacara kenaikan takhta atau jumenengan pada 12 Maret 2022 nanti, Bhre akan melakukan beberapa prosesi. Termasuk akan dilakukan geladi untuk kelancaran acara jumenengan.

"Ada beberapa kegiatan yang dilakukan secara internal, tertutup. Kemudian ada juga geladi bersih, lalu malem midodareni, baru jumenengan," pungkasnya.




(ams/mbr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads