Bagi sebagian orang, memiliki nomor polisi (nopol) kendaraan dengan angka yang unik, bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak hanya asal pilih, di balik angka-angka di nopol cantik ini ada cerita, harapan, keberuntungan bahkan sebuah prestise.
Namun, untuk memilikinya, tak jarang pemilik mobil harus merogoh kocek yang cukup dalam. Kali ini detikJateng menemui 'Sultan' Siwalan, yang tidak hanya satu memiliki sebuah nopol cantik, namun ada sejumlah mobil mewah dengan nopol cantik yang selalu melekat.
Adalah Candra Saputra (34) dan Shinanta Previta Anggraeni (30), pasangan warga Desa Wonosari, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan. Nama keduanya sudah tidak asing lagi di Kabupaten Pekalongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, kontraktor dan pengusaha udang Vaname ini memang dikenal banyak membantu warga. Pasangan ini bahkan meraih suara terbanyak kala maju Pileg melalui Partai Amanat Nasional (PAN) hingga melenggang menduduki kursi DPRD.
Dari hasil usaha udang Vaname, Candra yang juga sebagai Ketua Persatuan Sepak Bola Kabupaten Pekalongan (Persekap) ini bisa mengoleksi deretan mobil mewah dengan nomor pilihan yang cantik. Di antaranya mobil Toyota Alphard Vellfire dengan nopol G 1 CS, Mitsubishi Pajero Sport Dakar nopol G 805 CS dan Mazda CX-8 tahun 2019, nopol G 45 KA.
"Namanya nomor pilihan ya, ya memang sengaja dipilih, sesuai dengan keinginan kita. Ya agar mudah diingat, ada harapan dan juga sebagai identitas kita yang melekat," kata Candra kepada detikJateng, Jumat (25/2).
![]() |
Ia mulai menceritakan, bagaimana awal-mulanya nopil cantiknya melekat pada mobil-mobilnya.
"Dulu, saat awal mula punya mobil bagus, di saat sukses menjadi kontraktor dan pengusaha udang, saya sering dipanggil Bos CS, oleh banyak orang. CS itu inisial nama saya juga nama saya dengan istri saya, Candra-Shinanta . Untuk itu, ada ide menjadi nomor pilihan pada Pajero saya, G 805 CS," ucap Candra, mengawali ceritanya.
Ya, pada pelat nomor G 805 CS, deretan angka 8-0-5 akan terbaca BOS. Sedangkan huruf di belakangnya sengaja dipilih sebagai huruf C dan S, yang merupakan inisial namanya yakni Candra Saputra atau bisa juga Candra-Shinanta.
"Panggilan Bos CS, saat itu yang menginspirasi membuat nopol cantik itu. Alhamdulillah, sampai sekarang," ucap Candra.
Kemudian, Candra menjelaskan mobil Mazda CX-8 dengan nopol G 45 KA.
"Anak kami namanya, Abhiseva Azka Saputra. Pakai Z sih, tapi berhubung sudah ada yang pakai, akhirnya, ya pakai angka 5, sehingga dibaca Aska," ungkapnya.
Abhiseva Azka Saputra sendiri kini masih berusia 5 tahun, namun sebagai semangat untuk terus berkarya, Candra memberikan nopol G 45 KA, yang memang ditujukan untuk anaknya.
Sukses di bidang Usaha Udang Vaname dan kontraktor, pasangan Candra-Shinanta, kemudian merambah ke dunia politik dan sukses menjadi anggota DPRD melalui partai politiknya, PAN. Bahkan, saat ini Candra didapuk menjadi ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kabupaten Pekalongan.
"Alhamdulillah, diberi amanat mejadi ketua DPD PAN di Kabupaten Pekalongan, terlahirlah G 1 CS" kata Candra.
![]() |
Lantas, berapa banyak uang yang dikeluarkan Candra untuk membayar pajak nopol-nopol pilihan itu? Candra mengakui cukup banyak biaya untuk membayar pajak.
"Ya konsekuensinya memang (pajak) berbeda, bila dibandingkan dengan pajak tanpa nomor pilihan," ucapnya.
Sebut saja, Toyota Alphard Vellfire G 1 CS, tercatat hampir menyentuh angka Rp 10 juta, pajak tahunannya. Untuk Pajero sport Dakar G 805 CS, pajak tahunannya mencapai angka hampir Rp 7 juta.
sedangkan untuk Mazda CX-8, G 45 KA, hampir mencapai Rp 8 juta. Semuanya tercatat di Samsat Kajen, Pekalongan.
"Untuk nomor polisi pilihan, sebenarnya memang tidak susah sih, hanya saja memang biayanya agak besar. Apalagi kalau satu angka. Seperti G 1 CS, untuk rekuesnya di atas Rp 15 juta, belum lagi pajak tahunannya," ungkap Candra.
Ia menggunakan huruf CS, yang disebut sebagai nomor pilihan yang sebenarnya bisa juga dilakukan oleh warga lainnya, sepanjang nomor itu tidak dipakai. "Ada kok kebijakan, namanya nomor pilihan, kayak CS itu, semua bisa pesan kok, sesuai dengan pilihan. Sepanjang tidak dipakai oleh orang lain," katanya.
Ia mengakui dengan menggunakan nomor pilihan tersebut banyak orang yang bisa mengenalnya di manapun ia berada. "Dengan penggunaan nomor pilihan ini, banyak orang mudah mengenal. Saya suka bersrawung (bergaul) dengan siapa saja, jadi orang lain yang tahu nomor itu, dimanapun, pasti akan menyapa. Dengan sapaan ini, kemudian dilanjutkan dengan berkomunikasi dan mengakrabkan kita baik di jalan maupun di tempat lainnya," pungkasnya.
(aku/sip)