Pemrakarsa pementasan wayang di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah, Ki Warseno Slenk, akan dipertemukan dengan Ustaz Khalid Basalamah. Atas munculnya inisiatif tersebut, Ki Warseno menyambut baik.
Dalam perbincangan dengan detikJateng, Ki Warseno mengakui bahwa setelah muncul pro-kontra pementasan menghajar wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah, sejumlah orang telah menghubunginya.
Dari sejumlah orang yang menghubungi tersebut, ada yang mengatakan keinginan mempertemukan diringan dengan Ustaz Khalid Basalamah. Tujuan mempertemukan itu adalah untuk mencairkan suasana yang saat ini sedang terkesan berhadap-hadapan antara pihak pedalangan setelah viral pernyataan Ustaz Basamalah terkait wayang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sambut dengan tangan terbuka ajakan itu. Saya tidak ada masalah kok dengan siapa pun. Kalau memang diajak ketemuan dengan tujuan baik dan menjalin hubungan baik, saya pasti bersedia. Prinsip menjadi orang Jawa itu, sumrambah lan nyemedulur (bisa bergaul dengan siapa pun dan bersahabat)," ujar Ki Warseno, Selasa (22/2/2022).
Kapan pertemuan itu akan direalisasikan, Ki Warseno belum bisa memastikan. Menurutnynya, yang akan mengatur waktu dan tempat adalah pihak yang akan mempertemukan.
"Informasi yang saya terima dari orang yang akan mempertemukan tersebut, saat ini Ustaz Khalid Basalamah sedang umrah. Jadi waktunya kapan dan di mana (untuk bertemu), saya tidak bisa menjawab. Yang pasti, saya bersedia, justru dengan bertemu itu semua ketegangan akan bisa diurai. Semua bisa dijelaskan segamblang-gamblangnya," ujar dalang bergelar doktor tersebut.
Mengenai pementasan yang diprakarasainya yang kemudian menimbulkan pro dan kontra, Warseno menilai itu adalah hal yang lumrah. Ekspresi kesenian, kata dia, sering menjadi polemik bahkan di kalangan internal seniman sendiri.
"Tokoh wayang kulit selalu berkembang dengan penciptaan-penciptaan tokoh baru. Itu hal biasa saja. Kalau ada yang menafsirkan bahwa tokoh wayang itu mirip ini itu, sepenuhnya hak penonton. Kami tak ada sepatah kata pun menyebut nama seseorang dalam pementasan itu. Kalau disebut menista, lalu siapa yang ternistakan," ujarnya.
(mbr/rih)