Belasan kelurahan di 3 kecamatan di Kabupaten Kendal, Jateng, terendam banjir. Genangan air sudah terjadi sejak Jumat dini hari. Hujan mulai malam di wilayah selatan masuk ke sungai dan meluap menggenangi rumah.
Hingga Jumat siang ketinggian air bertambah seiring cuaca yang mendung dan mulai turun hujan.
Kepala BPBD Kendal, Sigit Sulistyo, mengatakan, intensitas hujan selama dua hari terakhir cukup tinggi terutama di wilayah Kendal atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan Sungai Kendal meluap karena debit air tinggi dari tiga sungai yakni Sungai Bedo, Sungai Kancar dan Sungai Penut.
"Intensitas hujan di Kendal selama dua hari ini memang tinggi terutama di Kendal atas. Debit air dari atas yang melalui tiga sungai yakni Sungai Kancar, Sungai Bedo, dan Sungai Penut ini kemudian menyatu di Sungai Kendal," kata Kepala BPBD Kendal, Sigit Sulistyo saat ditemui detikJateng, Jumat (18/2/2022).
Sigit menjelaskan jika BPBD Kendal terus melakukan pemantauan sungai-sungai di Kendal.
Dari pantauan BPBD Kendal ada sebelas kelurahan yang ada di tiga kecamatan terendam banjir yakni kecamatan Kendal Kota, kecamatan Brangsong dan kecamatan Kaliwungu.
"Kami terus memantau debit sungai-sungai besar yang ada di Kendal dan melakukan koordinasi dengan relawan-relawan di wilayah Kendal atas. Pantauan kami saat ini ada 11 kelurahan yang ada di 3 kecamatan yang terendam banjir," kata dia.
Sedangkan para warga terlihat sudah cukup terbiasa dengan situasi itu. Sebab, daerah itu memang kerap direndam banjir.
"Daerah disini sudah jadi langganan banjir, setiap kali hujan pasti banjir. Bahkan wilayah ini yang pertama banjir karena posisinya rendah dan sungai lebih tinggi," Sunarti saat menanggul air yang masuk rumahnya.
Sunarti berharap pemerintah Kendal bisa memberikan solusi agar warga sepanjang sungai Kendal tidak selalu banjir jika hujan deras.
"Selama ini belum ada solusinya hampir setiap tahun sudah pasti banjir bisa terjadi sampai 5 kali. Hanya kerak keruk sungai saja tapi tetap saja banjir," tambahnya.
Sodikun warga Gang Layur Kelurahan Patukangan mengaku tidak kaget dengan banjir yang terjadi kali ini.
Baginya banjir sudah menjadi santapan rutin jika hujan deras.
Bahkan warga sudah bersiap saat melihat debit air sungai Kendal tinggi dan wilayah selatan hujan deras.
"Kita sudah antisipasi jika sungai mulai tinggi dan wilayah selatan hujan banjir akan menggenangi wilayah ini. Sudah langganan banjir jadi tidak kaget," katanya.
Dirinya sudah berulang kali meminta kepada pemerintah Kendal untuk bisa mencari solusi dan meminimalisir dampak luapan sungai Kendal ini. Setidaknya warga tidak kesulitan beraktivitas karena banjir ini.
"Saya pernah berdiskusi dengan pemerintah bagaimana agar wilayah sepanjang sungai Kendal tidak selalu banjir jika hujan deras. Solusinya memang agak susah karena berdasarkan keterangan dari pengairan jika debit air di bendungan wilayah selatan tinggi tidak bisa dibuang ke saluran irigasi karena berdampak sawah terendam," jelasnya.
(ahr/mbr)