Selain sebagai jalan tertua di Solo, Jalan dr Radjiman memiliki keunikan lain. Jalan sepanjang 12 kilometer ini hanya memiliki empat buah perempatan besar. Itu pun hanya berada di pusat Kota Solo.
Jalan dr Radjiman dimulai dari Pasar Klewer hingga mentok ke barat di wilayah Kartasura, Sukoharjo. Namun setelah masuk di wilayah Sukoharjo, nama jalan ini berganti dengan sebutan Jalan Slamet Riyadi.
Meski namanya berbeda, jalan inilah yang dulunya dipakai Raja Pakubuwono II melakukan boyongan dari Keraton Kartasura yang hancur menuju Desa Sala yang kemudian disebut sebagai Surakarta Hadiningrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun empat buah perempatan itu memotong Jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, Jalan Honggowongso dan Jalan Bhayangkara. Selain itu hanya ada perempatan kecil dan sejumlah pertigaan.
Jalan Radjiman dulu dan kini
Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, mengatakan seiring waktu Belanda membangun jalan baru yang sejajar dengan Jalan dr Radjiman. Letaknya di utara Jalan dr Radjiman, yang kini dikenal sebagai Jalan Slamet Riyadi.
"Jalan Slamet Riyadi ini adalah sungai yang diuruk. Dibangun karena ada pergeseran orientasi sehingga pusat kota berada di Benteng Vastenburg," kata Heri saat dihubungi detikJateng, Rabu (16/2/2022).
Jalan dr Radjiman dan Jalan Slamet Riyadi sama-sama menjadi pusat bisnis. Jalan dr Radjiman membelah Masjid Agung dengan Pasar Klewer yang ramai sejak dahulu.
Dalam perkembangannya, sisi barat Pasar Klewer juga tumbuh menjadi pusat pertokoan, seperti toko perhiasan hingga pakaian. Kawasan ini dikenal dengan nama Coyudan.
Di masa kini, Jalan dr Radjiman dan Jalan Slamet Riyadi seakan tak bisa dipisahkan. Keduanya difungsikan untuk memecah lalu lintas dengan pemberlakuan sistem satu arah, yakni arah ke timur untuk Jalan Slamet Riyadi dan ke barat untuk Jalan dr Radjiman.
Pemilihan nama dr Radjiman sendiri kemungkinan karena kedekatannya dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Selain pahlawan kemerdekaan RI, Radjiman juga merupakan dokter yang mengabdi di keraton. Dia kemudian diberi gelar KRT Radjiman Wedyodiningrat.
(sip/rih)