Jejak Heboh Bupati Karanganyar: Mobdin Mewah-Amplop Bansos, Kini soal Omicron

Jejak Heboh Bupati Karanganyar: Mobdin Mewah-Amplop Bansos, Kini soal Omicron

Tim detikcom - detikJateng
Rabu, 16 Feb 2022 11:58 WIB
Bupati Karanganyar Juliyatmono ramai diperbicangkan usai membeli Jeep Wrangler Rubicon untuk mobil dinasnya. Mobil itu kini telah tiba di Karanganyar.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Bupati Karanganyar Juliyatmono kembali membuat heboh publik usai viral berpidato meminta warganya menganggap virus COVID-19 dan varian Omicron sudah tidak ada. Pidato Juliyatmono itu tentu saja menjadi sorotan, karena faktanya angka COVID-19 di Karanganyar terus menunjukkan kenaikan.

Bukan kali ini saja, politisi Partai Golkar yang telah menjabat bupati dua periode di Karanganyar itu tercatat beberapa kali membuat heboh publik. Yuli, sapaan akrabnya, juga sempat menjadi sasaran kritik kala menerima mobil dinas (mobdin) mewah Jeep Wrangler Rubicon senilai hampir Rp 2 miliar.

Selang beberapa lama, Yuli kembali menjadi buah bibir kala nama dirinya dan sang istri tercantum di amplop bantuan sosial yang berasal dari dana Baznas. detikJateng merangkum beberapa kontroversi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil dinas Rubicon senilai hampir Rp 2 M

Kabar mobdin mewah untuk Bupati Karanganyar ini mulai muncul akhir 2019 lalu. Saat itu Pemkab Karanganyar mengonfirmasi pengadaan mobdin Rubicon.

ADVERTISEMENT

"Kalau mobil ini kan jenisnya cocok untuk kondisi Karanganyar. Banyak pegunungan dan daerah yang terjal," ungkap Plt Kepala Badan Keuangan (BKD) Kabupaten Karanganyar saat itu, Narimo kepada wartawan, Selasa (4/12/2019).

Bupati Karanganyar Juliyatmono menampik jika mobil dinas Jeep Wrangler Rubicon adalah usulan dirinya. Namun demikian, dia juga tak menolak jika diberi mobil dinas seharga Rp 1,9 miliar itu.

"Saya kan hanya memakai. Mungkin (ucapan) terima kasih, memberi penghargaan kepada saya," kata Juliyatmono saat itu kepada wartawan melalui telepon, Rabu (4/12/2019).

Saat itu Juliyatmono mengaku sejak dulu tidak pernah meminta apapun untuk kepentingan dirinya. Fasilitas apapun yang didapat akan dia pakai.

"Saya itu tidak pernah neko-neko. Saya kan sebenarnya punya hak, tapi tidak saya pakai sejak dulu. Saya kendaraan apapun oke-oke saja. Fasilitas tidak pernah saya ributkan. Saya apa adanya, wong ndeso," ujarnya.

Namun dia juga menegaskan tidak akan menolak Rubicon tersebut. Sebab mobil itu sudah terlanjur dibeli. Sementara mobil dinas Toyota Fortuner-nya yang ada saat ini tetap akan dimanfaatkan.

"Karena sudah selesai (lelang), ya dipakai dong. (Mobil lama) Masih dipakai, bisa untuk tamu," ujar dia.

Meski banyak pihak menyayangkan keputusan membeli mobdin baru ini, Pemkab Karanganyar bergeming. Selasa (24/12/2019) mobil mewah tersebut datang.

Juliyatmono langsung menggunakan mobil tersebut untuk berangkat rapat di gedung DPRD Karanganyar, Kamis (26/12/2019). Tampak mobil off-road itu diparkir di halaman DPRD.

Tak seperti perkiraan Yuli, Rubicon ini berwarna oranye-hitam. Yuli sebelumnya mengatakan mobil dinasnya itu berwarna hitam. Tampak mobil 2.000 cc tersebut memiliki dua pintu. Rubicon ini bertransmisi otomatis.

Tulisan Rubicon terlihat di bagian samping kanan dan kiri. Pelat nomor AD 1 F sudah dipasang pada mobil.

"Kemarin, Selasa sore. Langsung ke rumah dinas," kata Yuli saat ditemui usai rapat di Gedung DPRD Karanganyar, Kamis (26/12/2019).

Yuli mengaku tak canggung mengendarai mobil barunya. Dia pun sudah mencoba berkendara sendiri.

"Biasa (tidak canggung)," ujar Yuli saat itu.

Nama istri di amplop bansos dana Baznas

Juliyatmono kembali bikin heboh publik usai namanya dan nama istrinya yang juga anggota DPRD setempat, Siti Khomsiyah, tertera dalam amplop bantuan sosial (bansos) tunai yang diserahkan kepada pedagang kaki lima (PKL) terdampak PPKM Darurat. Padahal dana bansos tersebut bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Karanganyar.

Pembagian bansos tunai tersebut dilakukan di kantor Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM (Disdagnakerkop dan UKM) Karanganyar, sejak Senin (19/7/2021). Tak kurang dari 840 PKL terdampak PPKM Darurat mendapatkan bantuan masing-masing Rp 300 ribu.

Saat diterima para pedagang, amplop berisi bantuan tunai tersebut bertuliskan nama Bupati Karanganyar Juliyatmono serta istri Bupati yang juga anggota DPRD Karanganyar, Siti Khomsiyah.

Selain tulisan nama Bupati dan istri, hanya tertera keterangan alamat dan kantor Bupati di sisi kiri kanan amplop berwarna putih tersebut. Sedangkan logo Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sama sekali tak dicantumkan. Padahal dana bansos itu didapat dari Baznas.

"Iya sumbernya dari Baznas. Totalnya Rp 300 juta. Memang ada pos untuk penanggulangan bencana, karena Baznas juga diinstruksikan supaya kita tanggap terhadap bencana ini," ujar Ketua Baznas Karanganyar Sugiyarso saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (21/7/2021).

Sugiyarso menyebut, dana bantuan tersebut cair setelah Baznas berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar. Meski begitu, pihaknya mengaku tidak tahu-menahu terkait pencantuman nama istri Bupati dalam amplop bansos tunai tersebut.

"Saya belum ngecek. Saya belum tahu. Kalau Pak Bupati, beliau kan memang Ketua Penanggulangan COVID. Yang penting perjanjiannya dari Baznas. Kalau menyerahkan, kan orang lain boleh menyerahkan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar, Martadi, mengakui soal amplop bertuliskan nama Bupati dan istrinya tersebut. Pihaknya mengaku keliru dan sudah mengganti amplop yang digunakan untuk membagikan bansos tunai tersebut.

"Saya akui saya kurang mengontrol. Saya tidak mengontrol sejauh itu. Saya terima kasih diingatkan," kata Martadi.

"Sewaktu pembagian bansos Senin (19/7/2021) kemarin itu, begitu saya tahu (tentang amplop tersebut) langsung saya hentikan, saya ganti. Jadi tidak semua dapat amplop (bertuliskan nama Bupati dan istri) tersebut," imbuhnya.

Juliyatmono menjawab ringan saat dimintai tanggapan mengenai tulisan di amplop bansos tersebut. "Soal amplop ya anggap saja keliru, ya nggak papa. Wong bukan dari mana-mana, bisa diganti. Saya suruh ganti besok," ujar Yuli.

Namun demikian, Juliyatmono mengaku tak tahu-menahu alasan bawahannya memakai amplop bertuliskan nama dia dan istrinya untuk membungkus uang bansos dari dana Baznas tersebut.

"Mungkin kan kehabisan amplop atau apa, nggak tahu. (Seharusnya) Amplopnya (tulisannya) ya bupati lah, besok harus (diganti amplop) bupati," bebernya.

"Masyarakat sudah tahu kalau itu dari Baznas, kita kan minta (dana Baznas) itu. Bahwa kemarin saya, lho kok amplopnya (begitu), ya besok digantilah. (Tulisannya) Dari bupati ya boleh, dari Baznas juga boleh," pungkasnya.

Pidato minta warga anggap COVID-19 dan Omicron sudah tidak ada

Ini kehebohan paling mutakhir. Video pidato Bupati Karanganyar Juliyatmono di sebuah acara hajatan ramai beredar di media sosial. Pidato Juliyatmono itu menjadi sorotan karena meminta warganya untuk menganggap virus COVID-19 dan varian Omicron sudah tidak ada.

Potongan video berdurasi 30 detik itu banyak beredar di grup-grup WhatsApp (WAG) maupun di Facebook. Dalam video yang diterima detikJateng, tampak Juliyatmono memberikan pidato di sebuah acara hajatan pernikahan warga.

Yuli, demikian Bupati Karanganyar itu akrab disapa, berbicara di depan warga yang menghadiri acara hajatan. Di belakang Yuli, tampak pula sepasang mempelai duduk bersanding di pelaminan. Belum diketahui secara pasti lokasi dan kapan tepatnya perhelatan pernikahan yang dihadiri bupati Yuli tersebut.

Dalam pidato berbahasa Jawa itu, Yuli meminta warga untuk menjaga kesehatan masing-masing. Dirinya meminta warga untuk tidak terlalu memikirkan Omicron maupun COVID-19 dan menganggapnya sudah tidak ada.

"Ya yang penting dijaga awake dhewe-dhewe ngono wae ya. Ora usah nggagas Omicron apa nggagas COVID, anggepen wis ora enek ngono ya (Yang penting dijaga sendiri-sendiri begitu saja ya. Tidak usah memikirkan Omicron ataupun COVID, anggap saja sudah tidak ada, begitu ya)," ujar Yuli dalam video tersebut, seperti dilihat detikJateng, Selasa (15/2).

Yuli menyebut warga tidak perlu takut karena Omicron mirip dengan pilek biasa. Namun dirinya mengimbau warga untuk menggunakan masker untuk memenuhi kepatutan.

"Mung nggo patut-patut ya nganggoa masker ngono wae ya. Jadi insyaallah karena Omicron ki mung kaya pilek-pilek biasa, ora sah wedi-wedi (Agar patut ya pakailah masker, begitu saja ya. Jadi insyaallah karena Omicron ini hanya seperti pilek biasa, tidak perlu takut-takut)," imbuh Yuli.

Yuli juga meminta warga yang mengalami gejala pilek, untuk tidak tergesa-gesa periksa. Dirinya mengimbau warga yang bergejala pilek untuk tinggal di rumah dulu setidaknya tiga hari.

"Wis ora usah ngapa-ngapa, mengko nek enek sing pilek neng ngomah rasah dipriksa sik, ora usah priksa nyang ngendi-ngendi sik ya. Neng ngomah ngono wae mengko telung dina madhang wareg, nduwe dhuwit, sehat (Sudah tidak perlu kenapa-kenapa, nanti kalau ada yang pilek di rumah tidak usah periksa dulu, tidak usah periksa kemana-mana dulu ya. Di rumah saja nanti tiga hari makan kenyang punya uang, sehat)," kata Yuli.




(aku/rih)


Hide Ads