Duduk Perkara Video 'Wayang Haram' Khalid Basalamah dan Kontroversinya

Duduk Perkara Video 'Wayang Haram' Khalid Basalamah dan Kontroversinya

Tim detikcom - detikJateng
Selasa, 15 Feb 2022 12:36 WIB
Ustaz Khalid Basalamah
Ustaz Khalid Basalamah. (Foto: Tangkapan Layar 20detik)
Solo -

Video ceramah Ustaz Khalid Basalamah meminta dalang bertobat dan wayang dimusnahkan, memicu kontroversi di jagad maya. Beragam tanggapan muncul dari berbagai kalangan hingga membuat Khalid Basalamah muncul memberikan penjelasan dan meminta maaf. Begini duduk perkaranya.

Ceramah diunggah di YouTube, kini tak bisa diakses

Video ceramah berjudul 'Wayang Haram' ini diunggah oleh akun Yarif.TV di kanal YouTube. Pantauan detikJateng, video yang diunggah sekitar setahun lalu itu telah ditonton hingga 45 ribu tayangan dengan 2,5 ribu komentar. Namun, saat ini video tersebut tidak bisa diakses.

Dalam video itu Khalid Basalamah menjelaskan terkait pertobatan seorang dalang dan memusnahkan wayang. Hal tersebut dia katakan setelah sebelumnya terdapat pertanyaan dari seseorang yang mengaku menyukai wayang dan bagaimana tobat profesi dalang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau masalah tobat ya tobat nasuha kepada Allah SWT dengan tiga syarat yang sudah kita tahu, meninggalkan dosa dosa, menyesal dan janji sama Allah tidak mengulanginya dan kalau dia punya (wayang) maka lebih baik dimusnahkan, dalam arti kata ini lebih baik dihilangkan," kata Khalid Basalamah seperti dikutip detikJateng dari kanal YouTube, Senin (14/2).

Khalid Basalamah menekankan agar tidak keluar dari norma agama, Islam menurutnya harus menjadi budaya bukan sebaliknya.

ADVERTISEMENT

"Kita tidak akan berbicara dalam ceramah seperti ini bukan menjatuhkan, bukan sama sekali. Tapi kita sudah harus tahu dan sadar kalau kita muslim dan muslim ini dipandu oleh agama. Makanya saya bilang, caranya harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya, jangan kita balik jangan budaya di Islamkan, susah," ucapnya.

Dia menjelaskan jika mengislamkan budaya justru membuat repot. Pertimbangannya budaya banyak sekali, dan standar yang mana yang harus dipegang.

"Kalau itu memang peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu. Tapi kan bukan itu harus dilakukan, sementara di dalam Islam dilarang, harusnya kita tinggalkan," ucapnya.

Pepadi akan polisikan Khalid Basalamah

Belakangan, ceramah Ustaz Khalid Basalamah ini memantik reaksi dari masyarakat. Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Eks Karesidenan Banyumas, berencana melaporkan pendakwah Khalid Basalamah terkait ceramah itu ke Bareskrim Mabes Polri.

"Bagi kami biasa wayang disebut bid'ah atau wayang barang haram, itu kadang kita biasa saja. Tapi ketika ada kalimat itu sebaiknya dimusnahkan, waduh ini kalau dalam istilah pewayangan ini, 'sedumuk batuk senyari bumi' ini sudah nantang perang," kata Koordinator Wilayah (Korwil) Pepadi Eks Karesidenan Banyumas, Bambang Barata Aji saat dihubungi detikJateng, Senin (14/2).

Dia mengatakan jika wayang merupakan produk seni budaya yang ditemukan pada berbagai kelompok etnik di nusantara dengan berbagai ekspresi, mulai dari wayang purwa, wayang golek, wayang orang, wayang beber dan lain lain. Bambang yang juga merupakan anak dalang senior di Banyumas atau Dalang Sawan, ini ingin terus melestarikan budaya wayang.

Bambang menyebut dirinya sudah berkoordinasi dengan Pepadi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun pihaknya masih akan memberikan kesempatan agar Khalid Basalamah meminta maaf secara terbuka sebelum melaporkan isi ceramah soal wayang haram tersebut ke Bareskrim Mabes Polri.

"Jadi bagi kami kaum budayawan sebenarnya sudah sangat marah, tapi kami masih kasih kesempatan setelah berdiskusi dengan banyak teman, tidak hanya Jawa Tengah, saya juga sudah bicara dengan teman teman di Jawa timur, salah satunya Ki Jati Kusumo. Artinya mereka semuanya mendukung," ucapnya.

Bambang menyebut sebelum melangkah ke jalur hukum, dia memberi kesempatan Khalid Basalamah untuk minta maaf 2x24 jam terhitung sejak 13 Februari kemarin. Selain itu, dia juga memberikan sejumlah syarat lain.

"Saya akan membuktikan bahwa itu serius tidak hanya permintaan maaf. Saya minta tambahan persyaratan tiga hal, satu nonton wayang Purwo di Jawa Tengah, dua nonton wayang orang bharata di Jakarta, ketiga untuk melihat perjuangan serius tentang wayang, bukan hanya urusan teknis tapi juga urusan penghidupan, datanglah ke perajin wayang atau perajin gamelan di Yogyakarta. Itu persyaratannya, kalau tidak dalam waktu 14x24 jam artinya dua minggu kita akan ke Bareskrim Polri tanggal 1 Maret," bebernya.

Bambang memastikan jika permintaan itu tidak dijalankan, pihaknya bakal melapor ke Mabes Polri.

Dewan Kesenian Solo angkat bicara

Dewan Kesenian Solo (DKS) turut menanggapi pernyataan penceramah kondang itu. Ketua DKS Blacius Subono mengingatkan adanya sosok Sunan Kalijaga yang merupakan tokoh penyebaran Islam di Jawa. Menurutnya, Sunan Kalijaga berhasil menyebarkan Islam melalui budaya, termasuk wayang.

"Jelas dari sisi sejarah kan ada sosok Sunan Kalijaga yang penyebaran agamanya melalui budaya wayang. Sudah jelas sejarahnya," kata Subono saat dihubungi detikJateng, Senin (14/2).

Menurutnya, wayang memang pada awalnya datang dari India dan dekat dengan agama Hindu-Buddha. Namun oleh Sunan Kalijaga, wayang tetap dipakai untuk menyebarkan Islam.

"Memang sejak masa sebelumnya, sebetulnya wayang juga digunakan untuk penyebaran agama, kan berasal dari India. Tapi yang mencolok di era Sunan Kalijaga," katanya.

Terkait pernyataan Ustaz Khalid Basalamah, Subono memilih menghargai setiap pendapat orang. Namun dia yakin masyarakat sudah bisa menilai. "Kita hargai saja, biar orang menilai. Orang kan bisa menilai pendapat itu seperti apa," pungkasnya.

Dosen ISI Solo singgung wayang media dakwah para Wali

Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Sugeng Nugroho menjelaskan kisah wayang era Wali Songo sudah disesuaikan dengan agama Islam. Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Solo itu menjelaskan wayang sebetulnya sudah ada sejak zaman prasejarah. Kemudian wayang digunakan untuk penyebaran Hindu.

"Jelas wayang itu sudah digunakan para wali untuk dakwah Islam. Meskipun sebenarnya wayang sudah ada sejak zaman animisme-dinamisme," kata Sugeng saat dihubungi detikJateng, Senin (14/2).

"Kemudian wayang digunakan untuk menyebarkan agama karena mudah beradaptasi. Ketika Hindu masuk, dipakai Hindu. Karena sudah mengakar di hati masyarakat Jawa, maka itu dipakai para wali. Dan itu berhasil," imbuh mantan Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Solo tersebut.

Terkait pernyataan kontroversial Ustaz Khalid Basalamah, Sugeng memilih enggan menanggapi. "Kalau saya biarkan saja orang ngomong. Seperti orang mengklaim reog, mengklaim wayang sebagai budayanya, biarkan saja," pungkasnya.

Klarifikasi dan permintaan maaf Ustaz Khalid Basalamah

Ustaz Khalid Basalamah mengklarifikasi soal pernyataannya terkait video viral 'wayang haram'. Basalamah juga meminta maaf atas penyataannya yang dinilai menyinggung banyak pihak.

Klarifikasi itu disampaikan melalui YouTube Basalamah Official. Dia mengatakan pernyataan itu disampaikan di salah satu masjid di Blok M beberapa tahun lalu.

"Video ini kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf tentunya atas potongan pertanyaan yang diajukan oleh salah satu jemaah beberapa tahun lalu di Masjid Blok M di Jakarta dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang," katanya, seperti dilihat Selasa, (15/2).

"Pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai muslim kepada penanya muslim. Itu dulu batasannya," imbuhnya.

Basalamah mengatakan saat itu dirinya ditanya jemaah soal wayang. Dia menyebut saat itu tidak menyatakan haram.

"Saya pada ada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," paparnya.

Dia menuturkan kala itu dirinya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Basalamah lalu menjelaskan maksud dari Islam sebagai tradisi tersebut.

"Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam tiada masalah, dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan. Ini sebuah saran," paparnya.

"Potongan yang kedua pada saat penanya menanyakan bagaimana tobatnya dalang, jadi pertanyaan ini kami jawab, ini mirip sebenarnya lingkupnya kalau ada yang menanyakan bagaimana tobatnya seorang pedagang disebutkan profesi maka saya sebagai seorang dai muslim menjawab umumnya kaum muslimin kalau bertobat dan setiap muslim akan merasa bahagia, senang kalau diajak bertobat dan memang jawabannya tobat nasuha kembali kepada Allah dengan tobat yang benar," lanjut dia.

Dia juga menjelaskan soal potongan video viral yang menyebut wayang dimusnahkan. Dia mengatakan hal itu disarankan jika seorang dalang sudah melakukan tobat.

"Jadi kalau ada orang yang memang tobat, misalnya di sini dia seorang dalang, kalau dia sudah tobat dan tidak mau lagi melakukan itu maka mau diapakan wayang-wayang ini, untuk dia secara individu dimusnahkan, sebatas itu," paparnya.

Basalamah menegaskan tidak ada niatan menghapus wayang dari sejarang Indonesia. Dia menekankan lagi pernyataannya itu berkaitan dengan tanya jawab jemaah di masjid.

"Saya sama sekali tidak berpikir atau punya niat menghapuskan ini dari sejarah nenek moyang Indonesia atau misalnya menyuruh seluruh dalang dalang bertobatlah kepada Allah atau misalnya semua wayang harus dimusnahkan, Anda mau melakukannya itu hak Anda, kami sedang ditanya lingkup di taklim kami," katanya.

"Kalau ada sesuatu yang kita lakukan ternyata menyinggung orang lain maka ada baiknya kita meminta maaf dan saya pada kesempatan ini saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak yang tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung, dengan jawaban kami tersebut," lanjut dia.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads