Desak Wadas Steril Polisi, Aliansi Rakyat Geruduk Mapolres Purworejo

Desak Wadas Steril Polisi, Aliansi Rakyat Geruduk Mapolres Purworejo

Rinto Heksantoro - detikJateng
Jumat, 11 Feb 2022 17:30 WIB
Demo Aliansi Solidaritas Rakyat untuk Wadas di Polres Purworejo, Jumat (11/2/2022).
Demo Aliansi Solidaritas Rakyat untuk Wadas di Polres Purworejo, Jumat (11/2/2022). (Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng)
Purworejo -

Massa yang menamakan diri Aliansi Solidaritas Rakyat untuk Wadas menggelar aksi di depan Mapolres Purworejo, Jawa Tengah. Mereka menuntut agar seluruh aparat keamanan yang masih berada di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, ditarik serta pencopotan kapolres dan kapolda.

Aksi unjuk rasa digelar di depan Mapolres Purworejo di Jalan Gajah Mada, pada Jumat (11/2) sore ini. Berbagai spanduk dibawa oleh mereka, antara lain bertuliskan 'REBUT KEMBALI RANAH WADAS, TARIK APARAT DARI WADAS, SOLIDARITAS UNTUK WADAS' dan lain-lain.

Dalam aksinya, mereka menuntut agar aparat yang berada di Desa Wadas, Kecamatan Bener, untuk segera ditarik seluruhnya tanpa kecuali. Mereka juga meminta agar pengukuran dan rencana pertambangan di Desa Wadas dihentikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meminta untuk hentikan pengukuran dan rencana pertambangan di Desa Wadas, Bener, Purworejo. Kemudian menarik aparat kepolisian dari Desa Wadas serta menghentikan kriminalisasi dan intimidasi aparat terhadap warga Wadas," kata korlap aksi, Pram Sampa saat ditemui detikJateng di sela-sela aksi, Jumat (11/2/2022).

Tak hanya itu, jaminan kenyamanan tanpa intimidasi juga harus benar-benar bisa dirasakan oleh warga Desa Wadas. Jika jaminan itu tidak bisa diberikan, maka mereka meminta agar Kapolres Purworejo dan Kapolda Jawa Tengah dicopot.

ADVERTISEMENT

"Jaminannya jika warga Wadas tidak nyaman dan masih diintimidasi, maka kami meminta agar Kapolres Purworejo dan Kapolda Jateng dicopot," imbuhnya.

Menanggapi tuntutan mereka, Wakapolres Purworejo Kompol Asep mengungkapkan jika seluruh pasukan kepolisian sudah ditarik dari Desa Wadas. Terkait dengan penghentian rencana penambangan batu andesit di desa tersebut, pihaknya mengaku bahwa hal itu bukan kewenangan kepolisian.

"Kalau penghentian penambangan itu bukan ranahnya kita, bukan kewenangan kita, bukan tugas kita, kita hanya harkamtibmas saja. Kemudian untuk aparat sudah kita tarik semua, terus warga yang ditahan juga sudah dibebaskan semua," kata Asep.

Setelah berorasi, menyampaikan tuntutan serta mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, massa kemudian membubarkan diri. Namun jika tuntutan mereka tidak terealisasi, mereka mengancam akan datang kembali, dan menggelar aksi dengan massa yang lebih besar.




(sip/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads