Tiga sekolah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) gegara siswanya terpapar virus Corona atau COVID-19. Siswa terpapar COVID-19 tersebut diketahui saat puskesmas setempat mengadakan swab acak dengan peserta siswa sekolah.
"Iya, benar (3 siswa positif COVID-19)," jelas Kasi Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak, Tri Pitoyo, saat dihubungi wartawan, Rabu (9/2/2022).
Tri menyebut ketiga sekolah yang siswanya terpapar COVID-19 tersebut ditutup sementara. Para siswa kini melaksanakan pembelajaran secara daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah yang dilakukan sekolah terdampak, berdasarkan instruksi permintaan Satgas COVID-19 Kabupaten Demak, maka sekolah itu ditutup. Pembelajarannya dilakukan secara daring. Mulai Selasa (8/2) kemarin sampai Sabtu (19/2) besok. Sekitar dua minggu," ujar Kasi Pembinaan SD Dindikbud Demak itu.
Berikut daftar 3 sekolah yang ditutup sementara di Demak:
1. SMP 2 Karanganyar
2. SMP 1 Guntur
3. SD Batursari 1 Mranggen
Diwawancara terpisah, Bupati Demak dr Eisti'anah mengatakan Pemkab Demak telah menindaklanjuti adanya tiga siswa sekolah yang terpapar COVID-19 tersebut. Eisti menyebut bahwa Pemkab telah melakukan tracing, tracking, dan menutup sekolah tersebut.
"Iya (3 siswa positif COVID-19). Sudah kita tindak lanjuti, untuk di-tracing dan tracking, dan kita tutup sementara sekolah tersebut selama dua minggu ke depan," kata Bupati Demak dr Eisti'anah usai memeperingati Hari Pers Nasional di Radio Suara Kota Wali (RSKW) Demak.
Sementara itu, saat ditanya proses PTM di Demak, lanjut Tri, mengatakan bahwa siswa sepenuhnya telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Januari 2022 lalu. Meski begitu, durasi pembelajaran dilakukan secara bertahap, 4 jam, 5 jam, dan 6 jam.
"Secara umum selain beberapa sekolah yang siswanya terdampak COVID-19, semuanya melaksanakan PTM 100 persen dengan durasi jam pembelajaran 6 jam," terangnya.
Tri menuturkan ketiga siswa yang positif COVID-19 itu berasal dari tiga sekolah berbeda. Esti menyebut satu siswa SMP 2 Karanganyar, satu siswa SMP 1 Guntur, dan satu siswa SD Batursari 1 Mranggen.
"Pertama satu siswa dari SMP 2 Karanganyar. Yang kedua dari satu siswa SMP 1 Guntur. Yang ketiga satu siswa SD dari Batursari 1 Mranggen," jelasnya.
(ams/sip)