Menanggapi peningkatan kasus COVID-19 di Semarang, Wali Kota Hendrar Prihadi memutuskan untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Kebijakan tersebut akan mulai diterapkan Senin (7/2/2022) dan akan berlangsung selama dua pekan ke depan.
"Kebijakan yang akan berlaku yaitu pembelajaran tatap muka mulai hari Senin akan off dulu selama dua minggu. Jadi untuk sementara anak didik kita belajar dari rumah kembali dengan sistem pembelajaran jarak jauh," jelas Hendrar beberapa waktu lalu.
Hendi, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa langkah yang diambilnya itu berdasarkan pertimbangan peningkatan kasus yang cukup cepat. Ia mengaku mengamati pergerakan grafik kasus COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah itu selama dua minggu terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya sendiri belum dapat memastikan apakah penambahan kasus tersebut merupakan varian Omicron. Dari pengamatan yang dilakukan, Hendi menyebutkan bahwa pola penyebaran COVID-19 di Kota Semarang saat ini serupa dengan varian Omicron.
"Silahkan dilihat langsung di portal kami Siaga Corona, panjenengan bisa mengamati sendiri bagaimana grafiknya dalam dua minggu terakhir agak menukik. Untuk hasil lab mungkin nanti langsung dari Dinas Kesehatan, tapi memang karena penularan cepat, sepertinya Omicron, juga tanpa gejala, jadi orang tidak tahu kalau terpapar," terang Hendi.
Terkait kebijakan injak rem selain pemberhentian sementara PTM, Pemerintah Kota Semarang masih mengamati perkembangan penyebaran COVID-19 lebih lanjut. Untuk itu diharapkan kebijakan mengaktifkan kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua minggu bisa cukup efektif untuk menahan laju penyebaran virus di Kota Semarang.
Di samping itu, Hendi juga berupaya menggenjot vaksinasi booster atau dosis ketiga. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan akan kembali melakukan kegiatan vaksinasi massal secara masif untuk booster.
"Mungkin kita akan kembali bersinergi untuk mengupayakan percepatan vaksinasi booster," sebut Hendi.
(prf/ega)