Ratusan rumah di Desa Golantepos, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terendam banjir hari ini. Warga pun menyebutnya sudah menjadi langganan banjir dan tahun ini paling parah.
Pantauan detikJateng di lokasi, pukul 07.30 WIB pagi ini, banjir menggenangi permukiman warga RW 2 Desa Golantepos.
Terpantau jalan permukiman terendam banjir sekitar 40 sentimeter. Genangan banjir masuk ke dalam rumah warga. Meski demikian terlihat warga tetap bertahan tinggal di rumah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga, Nur Khamidah mengatakan banjir tahun ini di desanya cukup parah. Menurutnya genangan banjir sampai masuk ke rumah. Bahkan perabotan rumah tangganya terendam banjir.
"Parah tahun ini, tahun kemarin tidak sampai tinggi, dulu masuk rumah tahun kemarin tapi tidak sampai airnya ke lutut, sekarang selutut bahkan lebih, akses jalan juga terendam banjir," jelas Nur kepada wartawan ditemui di lokasi, Kamis (20/1/2022).
"Perabotan rumah, kasus rumah terapung. Alat elektronik juga kebanjiran, seperti setrika lupa naruh, kipas angin tenggelam, kasur lantai basah," sambung dia.
Nur pun hanya bisa berharap agar ada solusi dari pemerintah terkait kondisi banjir tersebut. Terlebih banjir di desanya bukan pertama kali ini.
"Harapannya ya, moga-moga tidak separah tahun inilah, memang di sini langganan banjir, tapi tidak parah," harap Nur.
Warga lainnya, Jumiati, mengatakan banjir mulai masuk ke rumahnya pukul 24.00 WIB. Saat itu, dia sedang tertidur pulas. Namun tiba-tiba kasurnya terasa dingin dan terendam banjir.
"Kejadian jam 12 (malam), saat tidur kasurnya tiba-tiba basah, lagi tidur enak-enak malah banjir," jelas Jumiati kepada wartawan di lokasi pagi ini.
Dia pun mengaku akan mengungsi ke rumah saudara yang tidak kebanjiran. "Rencana ikut ke sekolahan keluarga yang tidak terkena banjir," sambung dia.
Sebelumnya diberitakan, ratusan rumah warga di empat RT Desa Golantepos, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terendam banjir pagi ini. Ketinggian air mencapai 40 sentimeter.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus, M Alfiatur Rohman, mengatakan banjir disebabkan karena curah hujan cukup tinggi. Akibatnya debit Sungai Mrisen dan Dawe meningkat dan meluap ke permukiman warga mulai pukul 23.00 WIB semalam. Alfi juga mengungkap kawasan ini langganan banjir setiap tahun.
(sip/rih)