Langkah Desa Selasari Dongkrak Ekonomi Warga Pangandaran

Langkah Desa Selasari Dongkrak Ekonomi Warga Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Jumat, 26 Sep 2025 13:30 WIB
Goa Lanang di Desa Selasari Pangandaran
Goa Lanang di Desa Selasari Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Berbagai cara dilakukan desa untuk bisa mandiri secara ekonomi. Tidak hanya bergantung pada transfer dana dari pusat maupun daerah, sejumlah desa mulai menggali potensi lokal yang dimiliki. Salah satunya adalah Desa Selasari di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

Alih-alih mengandalkan pantai atau pegunungan seperti kebanyakan daerah wisata, Desa Selasari justru menawarkan pesona alam yang berbeda, panorama sungai dan gua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkat kekhasan itu, desa ini kini menjadi salah satu desa wisata terbaik di Kabupaten Pangandaran. Bahkan, pada tahun ini Selasari berhasil masuk 30 besar Desa Wisata Wonderful Indonesia Award yang digelar Kementerian Pariwisata.

Wisata Alam dan Budaya Jadi Andalan

Meski berstatus desa, Selasari memiliki beragam destinasi wisata alam. Beberapa di antaranya adalah Santirah River Tubing, Goa Sutra Reregan, Curug Cimanggu, Goa Lanang, Pepedan Hill & Camping Ground, hingga Batu Lawang. Selain alam, Selasari juga kaya akan tradisi budaya seperti seni Lebon, Angklung Buhun, dan Ronggeng Gunung yang memiliki nilai historis tinggi.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Selasari, Udin Tugaswara, mengatakan desanya pernah mengikuti lomba desa wisata Desa Briliant dan masuk 16 besar tingkat nasional. "Tentu hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kami," kata Ugas kepada detikJabar, Kamis (25/9/2025).

Menurutnya, Desa Selasari pernah mendapatkan bantuan sebagai Desa BRIliant dari BRI tahun 2022 sebesar Rp 171 juta untuk membeli perlengkapan camping ground dan alat body rafting Santirah. "Fasilitas itu dibeli untuk menunjang pariwisata di desa ini," ucapnya.

Goa Lanang di Desa Selasari PangandaranGoa Lanang di Desa Selasari Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Selain itu, pihak desa juga diberikan jatah untuk memberikan bantuan beasiswa anak berprestasi yang sekolah di Selasari tingkatan SD dan SMP. "Semuanya dari program BRI Peduli," katanya.

Menurut Ugas, destinasi unggulan Desa Selasari saat ini meliputi Santirah River Tubing, Wisata Edukasi, dan Wisata Budaya.

Mandiri Lewat Alam, Budaya, dan Gotong Royong

Dalam mengembangkan potensi, Ugas menekankan pentingnya mengelola sumber daya secara terarah. "Memanfaatkan gua-gua karst, sungai, sawah, dan panorama alam sebagai daya tarik utama wisata, contohnya, susur gua, body rafting, trekking," jelasnya.

Namun, bukan hanya alam yang dijual. Budaya lokal juga menjadi magnet wisata. "Yang paling menjual untuk daya tarik wisata yaitu melalui tampilan budaya, seperti kesenian Lebon dan Ronggeng Gunung," tambahnya.

Tak hanya menikmati alam dan budaya, wisatawan juga diajak belajar melalui wisata edukasi pertanian, mulai dari menanam hingga memanen hasil sawah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemdes Selasari membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai penggerak utama. "Melibatkan BUMDes dalam pengelolaan tiket, paket wisata, homestay, hingga produk UMKM," kata Ugas.

Sistem gotong royong menjadi kunci, agar keuntungan wisata tidak hanya dinikmati segelintir orang. "Pemberdayaan ekonomi warga dan warga dilibatkan menjadi pemandu, pengelola, dan unsur pendukung lainnya," tegasnya.

Promosi desa dilakukan melalui media sosial. Hasilnya, pariwisata desa mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Meski begitu, Ugas menegaskan sistem yang dipakai tetap berorientasi pada pemberdayaan warga.

"Karena sistem kami pemberdayaan warga lokal makannya pendapatannya sudah terbagi rata, mereka yang menjadi pemandu silahkan nikmati hasilnya, pelaku UMKM, hingga homestay tidak ada pajaknya mereka nikmati semua berkat kerjasama," jelasnya.

Promosi dilakukan melalui media sosial, sehingga pariwisata desa mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes).

"Karena sistem kami pemberdayaan warga lokal makannya pendapatannya sudah terbagi rata, mereka yang menjadi pemandu silahkan nikmati hasilnya, pelaku UMKM, hingga homestay tidak ada pajaknya mereka nikmati semua berkat kerjasama," katanya.

Namun, untuk PADes hanya membawa sebagian kecil dari BUMDes. "Desa Selasari masih menerapkan kearifan lokal, yang bukan hanya bisa menghasilkan PADes saja tapi juga memberikan penerimaan pendapatan Dusun dan tentunya penghasilan masyarakat Desa. penghasilan BUMDesa lebih kecil dibandingkan penghasilan masyarakat," terangnya.

Pada tahun 2022, PADes Desa Selasari tercatat Rp 3,6 juta, tahun 2023 sebesar Rp 5 juta, dan tahun 2024 naik menjadi Rp 5,5 juta. "Untuk penghasilan di tahun 2025 masih berjalan dan akan dilaporkan pada Akhir Tahun 2025. Desa wisata selasari dirintis di akhir Tahun 2013," ucapnya.

Dampak untuk Warga

Pemandu Wisata Desa Selasari, Aris Kusmawan, mengaku merasakan manfaat dari kehadiran desa wisata. "Saya menjadi pemandu di salah satu dusun yang dekat wisata sungai Santirah," ucap Aris kepada detikJabar.

Ia menyebut penghasilannya cukup menjanjikan. "Dari hasil memandu wisata sehari jika weekend bisa dapat Rp 300-400 ribuan. Profesi ini dilakukan sudah sejak lama sebagai pemandu," ungkapnya.

Santirah Body RaftingSantirah Body Rafting Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Menurut dia, hasil dari profesi pemandu maupun sektor lain seperti pedagang dan homestay sepenuhnya untuk warga.

"Misalnya saya pemandu, pedagang, homestay semuanya itu hasilnya oleh sendiri, desa sebagai fasilitator saja," ungkapnya.

Aris berharap Pemdes Selasari konsisten mendukung pengembangan desa wisata. "Sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat disini," ucapnya.

Dukungan Pemerintah Daerah

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Nana Sukarna, menyampaikan bahwa langkah pengembangan desa wisata berfokus pada pemberdayaan masyarakat.

"Dilakukan melalui beberapa pelatihan dan pendampingan yang dalam pelaksanaannya juga mendapatkan dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa," ucapnya.

Ia menambahkan, pembangunan desa wisata dilakukan bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah. "Dalam penataan wisata sampai ke desa tentunya tidak bisa sekaligus semua desa tetapi berdasarkan skala prioritas terutama konektivitas antar destinasi wisata agar mudah dijangkau oleh wisatawan," ucapnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads