Talaga Bodas, Surga Dunia dari Garut yang Dilukis Raden Saleh

Talaga Bodas, Surga Dunia dari Garut yang Dilukis Raden Saleh

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 29 Jan 2025 07:30 WIB
Talaga Bodas di Garut
Objek wisata Talaga Bodas di Garut (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Objek wisata Talaga Bodas di Kabupaten Garut memiliki keindahan alam yang tiada dua. Terkenal sejak zaman dulu, Talaga Bodas bahkan sempat diabadikan melalui sebuah lukisan karya pelukis terkenal RI tempo dulu, Raden Saleh.

Baru-baru ini, tempat bernama Talaga Bodas itu menjadi buah bibir. Usai, lukisan Raden Saleh yang memotret keindahannya, laku terjual miliar rupiah di Singapura.

Dilansir dari detikPop, lukisan langka karya Raden Saleh bertajuk 'Lanskap Jawa: Pemandangan Talagabodas' yang tidak pernah muncul di publik itu, belakangan ini laku dijual Rp 7,7 miliar di rumah lelah Sotheby's Singapore akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasinya, lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 35,8 x 61 cm itu, dilelang mulai harga taksiran Rp 1,5 miliar sampai Rp 3,3 miliar, dan terjual dengan harga dua kali lipat lebih tinggi.

Lantas, seperti apa sebenarnya keindahan alam Talaga Bodas di Garut? Sampai-sampai, pelukis terkenal macam Raden Saleh pun memotret keindahannya di zaman dulu melalui sebuah lukisan yang kini laku miliaran rupiah dibeli orang.

ADVERTISEMENT

Talaga Bodas adalah satu dari segudang objek wisata alam yang ada di Kabupaten Garut. Secara administratif, Talaga Bodas berlokasi di Desa Sukamenak dan Sukahurip, yang berada di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.

Talaga Bodas di GarutTalaga Bodas di Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Tempat ini berjarak sekitar 26 kilometer dari kawasan Alun-alun Garut, yang menjadi titik nol kilometer kota berjuluk Swiss van Java. Bisa diakses menggunakan kendaraan bermotor, dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam lebih.

Nama Talaga Bodas diambil dari Bahasa Sunda. Talaga, dalam Bahasa Indonesia memiliki arti telaga. Sedangkan Bodas, dalam Bahasa Indonesia, itu berarti putih.

Sesuai dengan namanya, Talaga Bodas adalah objek wisata yang memiliki daya tarik utama sebuah telaga berisi air yang tenang. Uniknya, telaga ini diisi air berwarna putih kehijauan, yang berasal dari belerang.

Telaga di sana, dikelilingi hamparan pegunungan. Mulai dari panorama Gunung Galunggung hingga Gunung Sagara, terlihat jelas dari kawah Talaga Bodas, yang berlokasi di gunung dengan ketinggian 2.201 meter di atas permukaan laut tersebut.

Keindahan Talaga Bodas, diketahui sudah terkenal sejak lama. Bukan isapan jempol belaka, sebab dari penelusuran detikJabar dari arsip-arsip media Belanda jadul yang eksis di Indonesia, catatan mengenai Talaga Bodas sudah ditemukan sejak tahun 1800-an.

Salah satunya, adalah laporan koran berbahasa Belanda, Javasche Courant. Dalam artikel terbitan 21 Juni 1837 tersebut, Javasche Courant mengulas perjalanan Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu, Jean Chretien Baud yang melancong ke daerah Priangan.

Dikisahkan, saat perjalanannya mengontrol berbagai produk budidaya di Kabupaten Limbangan, Kabupaten Cianjur dan Bandung itu, Jean Baud sempat melancong ke Talaga Bodas.

"Di gunung dekat Garoet, Talaga Bodas (Danau Putih) dikunjungi. Terletak di kawah yang luar biasa bermuatan kuat dengan partikel belerang. Representasi alam yang lebih indah pun dikagumi di kediaman ini, terutama oleh para sahabat perjalanan yang masih asing dengan kawasan indah Jawa ini," tulis Javasche Courant.

Talaga Bodas di GarutTalaga Bodas di Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Ngomong-ngomong soal lukisan Raden Saleh soal Talaga Bodas sendiri, detikJabar sempat berbincang dengan Kang Soleh, seorang warga lokal saat melancong ke sana belum lama ini.

Soleh mengaku baru mengetahui kabar tersebut. Dia pun, tidak mengetahui pasti dimana letak lanskap Talaga Bodas yang dilukis Raden Saleh, karena lukisan tersebut berasal dari tahun 1800-an.

Namun, berdasarkan taksirannya, lukisan tersebut diyakini dipotret dari gerbang masuk Talaga Bodas, yang saat ini berdiri menara pandang tak jauh dari tempatnya.

"Iya, sepertinya dari sini. Karena ini sepertinya gunung yang di belakang itu Sagara," ucap Kang Soleh.

Namun sayang sekali. Ketika detikJabar hendak memotret pemandangan yang serupa dengan lukisan Raden Saleh, di lokasi tersebut kabut tebal sedang turun bahkan dari pagi hingga sore hari. Sebab, saat ini adalah musim penghujan. Sinar matahari yang terik juga tak terasa menyengat dari sana karena tertutup kabut.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads