.webp)
Depok, sebuah kota yang terletak di dekat Jakarta namun menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, menyimpan sejarah panjang yang menarik. Salah satu yang sering dibicarakan adalah apakah nama "Depok" merupakan sebuah singkatan atau memiliki asal-usul yang berbeda. Simak penjelasan lengkapnya.
Depok, Singkatan atau Nama Asli?
Nama Depok kerap dihubungkan dengan singkatan dari bahasa Belanda, De Eerste Protestants Onderdaan Kerk, yang berarti "Gereja Kristen Rakyat Pertama." Istilah ini diduga terkait dengan sejarah wilayah Depok sebagai pusat penyebaran agama Kristen oleh Cornelis Chastelein, seorang saudagar Belanda, pada akhir abad ke-17.
Namun, dugaan bahwa nama Depok berasal dari singkatan ini dianggap lemah karena nama "Depok" sebenarnya cukup umum. Misalnya, di Kabupaten Bandung, Garut, dan Sumedang, juga terdapat tempat bernama Depok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelusuran secara toponomis menunjukkan bahwa nama "Depok" dalam bahasa Sunda kuna memiliki arti "perkampungan" atau "pertapaan." Kemungkinan besar, nama ini sudah digunakan sejak zaman kuno, setidaknya pada abad ke-15, ketika wilayah Bogor dan sekitarnya menjadi pusat Kerajaan Sunda Pajajaran.
Depok dalam Tinjauan Akademis
Dalam makalah berjudul Hubungan Sejarah Jawa Barat dengan Sejarah Depok dan Masuknya Islam ke Depok oleh Mumuh Muhsin Z, yang diunggah di laman resmi Universitas Padjadjaran, dijelaskan dua kemungkinan asal-usul nama Depok:
Singkatan dari De Eerste Protestants Onderdaan Kerk
Nama ini sejalan dengan penyebutan wilayah milik Cornelis Chastelein sebagai Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Nama ini muncul pada akhir abad ke-17, ketika Cornelis membeli tanah seluas 12,44 km².
Arti Bahasa Sunda Kuna
Dalam bahasa Sunda kuna atau buhun, "Depok" berarti "perkampungan" atau "pertapaan." Wilayah ini mungkin disebut "Depok" karena sejak zaman dahulu menjadi tempat pemukiman atau lokasi pertapaan spiritual.
Sejarah Kota Depok
Cornelis Chastelein membeli wilayah Depok pada akhir abad ke-17. Ia mengembangkan area ini menjadi perkebunan kakao, jeruk, dan belimbing. Cornelis juga membawa budak-budaknya yang kemudian dijadikan pekerja di perkebunan tersebut.
Budak-budak ini dikelompokkan menjadi 12 marga, seperti Jonathans, Laurens, dan Samuel, yang menjadi masyarakat asli Depok. Selain menggarap perkebunan, Cornelis juga menyebarkan agama Kristen. Hingga tahun 1713, sekitar 120 dari 200 budaknya berhasil dikristenkan.
Nama Depok juga erat kaitannya dengan aktivitas keagamaan. Di kawasan Depok Lama, terdapat banyak gereja dan sekolah Kristen, yang menegaskan pengaruh besar Cornelis Chastelein dalam pengembangan wilayah ini.
Perjalanan Depok Menuju Kota Administratif
Pada tahun 1980, Depok resmi menjadi kota administratif berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri RI No.135/3127/PUOD. Peresmian sebagai kota administratif dilakukan pada 18 Maret 1982, mencakup tiga kecamatan awal: Sukmajaya, Beji, dan Pancoran Mas.
Wilayah ini terus berkembang pesat dan pada akhirnya ditetapkan sebagai kota otonom yang menjadi bagian penting dalam kawasan metropolitan Jabodetabek.
Fakta Unik tentang Depok
Nama Depok tidak hanya ditemukan di Jawa Barat, tetapi juga di beberapa daerah lain di Indonesia.
Depok menjadi lokasi Universitas Indonesia, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Asia Tenggara.
Wilayah Depok Lama masih mempertahankan nuansa sejarah, dengan bangunan tua peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh.
Terlepas dari perdebatan tentang apakah Depok merupakan singkatan De Eerste Protestants Onderdaan Kerk atau berasal dari bahasa Sunda kuna, satu hal yang pasti adalah kota ini memiliki sejarah panjang yang unik. Dari masa Kerajaan Sunda Pajajaran hingga pengaruh Cornelis Chastelein, Depok telah menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Itu dia asal-usul penamaan Depok, salah satu kota di wilayah Jawa Barat. Semoga membantu!
(tya/tey)
