3 Terowongan KA Peninggalan Belanda di Pangandaran Diajukan Cagar Budaya

3 Terowongan KA Peninggalan Belanda di Pangandaran Diajukan Cagar Budaya

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Rabu, 04 Sep 2024 18:01 WIB
Terowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-Banjar
Terowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-Banjar (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Tiga terowongan jalur kereta api (KA) di Pangandaran diajukan menjadi cagar budaya. Ketiga terowongan KA Banjar-Pangandaran itu yakni terowongan Hendrik, terowongan Juliana dan terowongan Wilhelmina.

Terowongan itu berada di wilayah Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Untuk terowongan Hendrik dan Juliana berada di Desa Pamotan, terowongan Wilhelmina berada di Desa Emplak.

Ketiga terowongan ini merupakan jalur kereta api Pangandaran menuju Banjar. Berakhirnya operasi di jalur tersebut membuat bangunan itu hanya tinggal kenangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Bidang (Kabid) Budaya di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran Sugeng mengatakan ada 3 terowongan yang akan dijadikan cagar budaya. Karena ketiga itu merupakan bangunan bersejarah.

"Untuk bangunan yang diajukan sebagai cagar budaya itu harus minimal usianya 60 tahun atau lebih," kata Sugeng kepada detikJabar, Rabu (4/9/2024).

ADVERTISEMENT
Terowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-BanjarTerowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-Banjar Foto: Aldi Nur Fadillah

Selain usia lama, kata dia, harus ada kajian akademis oleh tim ahli cagar budaya. "Sehingga tahapannya panjang," ucapnya.

Sementara ini, tahapan pengajuan cagar budaya itu baru proses draft SK di Desk Bidang Budaya Disparbud Jabar, Tim Ahli Cagar Budaya Jabar dan nasional.

"Ya masih ada kekurangan, sehingga masih ada kekurangan," katanya.

Saat ini, pihaknya akan melakukan pemenuhan persyaratan pengajuan cagar budaya untuk peninggalan bangunan KA Pangandaran-Banjar. Dinas pun akan kembali melakukah peninjauan.

"Iya besok kami akan mengukur kedalaman dari permukaan tanah sampai struktur. Jadi masih ada persyaratan yang kurang," ucapnya.

Mengenal 3 Terowongan KA Pangandaran-Banjar

Terowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-BanjarTerowongan Hendrik yang terhubung menuju jalur KA Pangandaran-Banjar Foto: Aldi Nur Fadillah

1. Terowongan Hendrik

Terowongan ini berorientasi Utara - Selatan, dengan tinggi 5 m dan lebar 4 m dan panjang 106 m. Mulut terowongan bagian Selatan berkonstruksi batu kali dengan spesi sampai setinggi 2,5 m pada sisi Timur dan Barat, bagian langit-langit terowongan beton dicor.

Pada bagian langit-langit masih dapat diamati sisa bekisting pengecoran. Terdapat saluran drainase pada kedua sisi terowongan, ukuran lebar 20 cm dan dalam 20 cm. Terowongan digali menembus perbukitan dengan batuan induk berupa Breksi.

2. Terowongan KA Wilhelmina

Terowongan kereta api terpanjang di Indonesia yang memiliki panjang 1.116 m dengan lantai berupa tanah yang sudah mengeras padat di atasnya bertaburan batu koral. Kedua mulut terowongan berada di timur laut dan barat daya.

Adapun lebar mulut terowongan berukuran 400 cm dengan tinggi 450 cm. Bentuknya memanjang lurus, sehingga ujung terowongan terlihat titik cahaya dari mulut gua awal ketika kita masuk kedalamnya.

3. Terowongan Kereta Api Juliana

Berada di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Jembatan ini memiliki panjang 147 m dan di bagian tengah, terowongan ini berbelok sehingga orientasi mulut terowongan tidak segaris dan berdampak pada tidak terlihat ujung terowongan dari pintu masuk terowongan.

Mulut 1 memiliki arah hadap selatan dan mulut 2 memiliki arah hadap barat laut (330ยบ). Bagian atas mulut terowongan berbentuk setengah lingkaran dengan bagian bawah berbentuk persegi, konstruksi batu diplester halus.




(tya/tey)


Hide Ads