Braga Bebas Kendaraan atau yang kini resmi dinamakan Braga Beken, menjadi spot favorit baru yang patut dikunjungi saat akhir pekan di Kota Bandung, Jawa Barat. Warga maupun wisatawan, sekarang bisa mengabadikan momen dengan leluasa di jalanan legendaris yang berada di Kota Kembang tersebut.
Penerapan Braga Bebas Kendaraan di akhir pekan pun memunculkan warna tersendiri bagi komunitas fotografer Pedestrian Hunter (PH) Braga Street. Berdiri sejak 2021, komunitas ini sudah menjadi penyedia jasa bagi wisatawan yang ingin berfoto bersama, dan akhirnya diakui langsung oleh Pemkot Bandung.
Anggota komunitas PH Braga Street, Guntur Priyo mengatakan komunitasnya tak melulu mengedepankan cuan saat membuka jasa fotografi bagi warga maupun wisatawan. Sebab, misi pertama mereka memang ingin membantu para wisatawan, terutama yang berkunjung ke Braga, untuk mengabadikan momen bersama dengan sanak keluarga maupun kerabatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi komunitas kita itu awalnya orang-orang yang hobi hunting foto, terus sering ngumpul, ngopi bareng. Akhirnya kepikiran, daripada cuman buat iseng, mending sekalian yuk kita bantui wisatawan yang kadang mau foto bareng-bareng itu susah, karena anggak ada yang motoin. Awalnya gitu," katanya saat berbincang dengan detikJabar di Jalan Braga, Sabtu (11/5/2024).
Guntur mengatakan semenjak didirikan, komunitasnya sampai sekarang hanya beranggotakan 26 orang. Ada 13 fotografer yang terbilang profesional dan membuka jasa fotografi kepada wisatawan yang berkunjung ke Braga, sementara sisanya ditugaskan sebagai marketing komunitas.
Kemudian, mereka juga punya punya SOP yang dibuat untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Saat menawarkan jasanya, komunitas ini selalu menjelaskan sejak awal bahwa tarif yang mereka sediakan yaitu Rp 5 ribu per foto, dan wisatawan minimal harus membayar 6 hasil foto yang mereka hasilkan.
"Yang 13 orang ini latar belakangnya memenang hobi foto, jadi punya basic fotografer profesional. Ada yang profesinya jadi wartawan foto, terus ada yang kerja kantoran, ada juga yang masih kuliah. Terus kita juga punya SOP, dijelasin ke klien kalau tarif per fotonya itu Rp 5 ribu dan minimal ngambil 6 foto. Tapi kita motretnya enggak terbatas, nanti tinggal klien yang menentukan mau yang mana fotonya," ucap Guntur.
Dalam menjalankan jasanya, komunitas ini pun terbilang profesional. Saat ada wisatawan yang tertarik menggunakan jasa PH Braga Street, fotografer komunitas ini langsung mengarahkan gaya-gaya foto yang estetik dan tidak membosankan.
Bagi Guntur, PH Braga Street diinisasi tak melulu harus mencari cuan. Ia mengaku, kepuasan dalam menyalurkan hobi berburu foto jalanan sudah menjadi mindset para anggota komunitas, dan yang terpenting membantu wisatawan tetap merasa nyaman saat berlibur ke Jl Braga.
"Karena pada prinsipnya, temen-temen ini sudah punya penghasilan sendiri di luar ini. Ini mah hanya menyalurkan kepuasan aja buat hunting foto. Sekalian kita membantu wisatawan yang memang pengin ngeabadiin momen bersama," ucapnya.
"Makanya setiap kita turun, kita selalu pakai identitas biar bisa dikenal sama klien. Kita selalu pakai rompi, ada ID card, dan kita jamin kualitas foto kita itu pasti tidak mengecewakan. Jadi kita pun membantu pemerintah juga supaya wisatawan yang Bandung ini tetap merasa nyaman," pungkasnya.
(ral/sud)