Keluh Kesah Tukang Sewa Kuda di Masjid Pusdai Bandung

Serba-serbi Warga

Keluh Kesah Tukang Sewa Kuda di Masjid Pusdai Bandung

Cindy Marsella - detikJabar
Sabtu, 16 Mar 2024 17:30 WIB
Amas, salah seorang tukang sewa kuda di Kota Bandung.
Amas, salah seorang tukang sewa kuda di Kota Bandung. Foto: Cindy Marsella /detikJabar
Bandung -

Kuda menjadi daya tarik semua orang terutama pada anak-anak untuk dapat menikmati suasana kota maupun tempat wisata. Saat Ramadan, tak sedikit tukang kuda tunggang atau delman menawarkan jasa pada sore hari. Salah satunya di kawasan Masjid Pusdai Jabar, Kota Bandung.

Amas (41), salah seorang tukang sewa kuda tunggang yang mangkal di Masjid Pusdai Jabar, bercerita keluh kesahnya. Amas menawarkan jasa kuda tunggang kepada pengunjung yang ngabuburit di Masjid Pusdai.

Kehidupan Amas tak lepas dari kuda. Amas dibesarkan dari seorang ayah yang juga merupakan tukang kuda tunggang. Hingga akhirnya, Amas mewarisi apa yang telah dimulai oleh keluarganya itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kan turun temurun dari bapak saya, dulunya bapak saya jadi tukang kuda gini dari kecil," kata Amas saat ditemui di depan Pusdai, Jumat (15/3/2024).

Amas sudah bekerja sebagai tukang kuda selama dua dekade. Biasanya, Amas mangkal di kawasan ITB saat Sabtu dan Minggu. Karena Ramadan, ia pun menggeser tempat mangkal ke Masjid Pusdai. Sebab, Pusdai merupakan kawasan yang selalu ramai kala Ramadan.

ADVERTISEMENT

"Biasanya di ITB setiap hari Sabtu Minggu, diam di sini kalau bulan puasa aja," ucap pria bertopi hitam itu.

Amas bersama kuda kesayangannya itu mangkal di Masjid Pusdai dari sore hari. Bagi pengunjung yang menggunakan jasa kuda milik Amas cukup membayar Rp 20 ribu. Penunggang kuda bakal diajak keliling di jalanan selama satu putaran di kawasan tersebut.

Penghasilannya sebagai tukang kuda memang tak tentu. Amas juga pernah gigit jari gegara tak ada penunggang sama sekali. Uang pun tak berhasil ia bawa pylang.

"Pendapatan kan gimana keadaan penumpang, kalau lagi sepi ya nggak bawa uang, kalau lagi ramai ya alhamdulillah," ucapnya.

Kendati demikian, Amas mengaku harus merasa kecukupan dari apa yang ia dapatnya. Ia pun hanya menarik kuda pada Sabtu dan Minggu.

"Ngurus kudanya juga sendiri, dan lebih dari Rp 100 ribu kalau pengan kudanya sehat," ucapnya.

Amas berharap kehidupannya bisa lebih baik. Sebab, ia merasa lelah menjadi tukang kuda.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads