Udjo Ecoland, Wisata Alam Sekaligus Konservasi Bambu

Udjo Ecoland, Wisata Alam Sekaligus Konservasi Bambu

Sativa Alifia Putri - detikJabar
Minggu, 17 Sep 2023 13:00 WIB
Udjo Ecoland.
Udjo Ecoland (Sativa Alifia Putri/detikJabar).
Bandung -

Berkunjung ke tempat wisata dengan tema alam bisa menjadi sumber untuk mendapatkan ketenangan sekaligus hiburan. Siapa yang tidak tahu Saung Udjo, tempat menonton pertunjukan angklung di Bandung? Ternyata, jika kita lebih menelusuri ke atas lagi, ada tempat agro wisata milik Saung Udjo yang bernama Udjo Ecoland.

Di sana terdapat banyak wisata alam, serta area produksi dan edukasi sehingga kita bisa berwisata dan belajar secara bersamaan ketika mengunjunginya. Udjo Ecoland berjarak 2,7 km dari Saung Angklung Mang Udjo dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.

Berdasarkan artikel detikjabar sebelumnya, Udjo Ecoland telah diinisiasi dari tahun 2013 oleh Saung Udjo, Pemprov Jabar, dan masyarakat Desa Cimenyan dengan tujuan untuk membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Udjo Ecoland menyasar pelajar dan keluarga karena beberapa wisatanya ada yang memiliki jumlah minimal untuk dikunjungi, seperti wisata bernama agro walk yang setidaknya harus ada 10 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Udjo Ecoland menerapkan zero waste di wisatanya. Jaka, Project Manager Saung Udjo mengatakan, di Udjo Ecoland disediakan tempat minum sebagai penerapan zero waste.

"Kita Menjauhi Plastik jadi disana sudah disediakan, kalau misalnya minum, kita pakai gelas yang sudah disediakan di sana," ucapnya. Jadi, detikers yang mau mengunjungi Udjo Ecoland, juga bisa membawa botol minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik.

ADVERTISEMENT

Udjo Ecoland menyediakan berbagai wisata alam di atas tanah seluas 5 hektar. Tempat paling pertama yang terlihat karena letaknya di pintu masuk Udjo Ecoland, terdapat tempat produksi angklung yang menjadi wisata andalan, sehingga pengunjung bisa menyaksikan prosesnya secara langsung.

Beberapa wisata lainnya yang disediakan adalah area edukasi unggas, area edukasi daur ulang, area rempah dan tanaman obat, area tanaman hias, area edukasi peternakan, area edukasi perikanan, area edukasi perkebunan, area edukasi kehutanan, area pertunjukan di tempat terbuka, tempat berkemah, dan konservasi bambu.

Putri, Corporate Secretary Saung Mang Udjo mengatakan, area wisata Udjo Ecoland dibantu dengan masyarakat sekitar yang diberdayakan untuk menjalaninya.

"Kita memberdayakan warga-warga sekitar Udjo Ecoland, warga Cijaringao sekitarnya untuk jadi pengrajin angklung, dari penanaman bambu, proses produksi," ucapnya.

Konservasi Bambu di Udjo Ecoland

Udjo Ecoland juga menyediakan lahannya untuk konservasi bambu sekaligus membudidayakannya dengan menanam. Mila, Public Relation Saung Mang Udjo mengatakan, terdapat 3 jenis bambu yang diutamakan untuk dikonservasi oleh pihak Saung Udjo, dimana bambu tersebut juga sebagai bahan untuk pembuatan angklung.

"Tiga jenis bambu kita utamakan karena seperti yang dietahui angklung terbuat dari 3 jenis bambu, jadi kita fokus di tiga itu, ada bambu wulung, apus, dan bombom," ucapnya.

Mila juga menjelaskan kegunaan ketiga bambu tersebut untuk membuat angklung. "Kalau bambu bombom adalah bambu yang besar dan kuat, biasanya kita buat menjadi bagian frame dari angklung, kalau bambu apus dijadikan bagian dasar yang di bawah itu karena dia bunyinya lebih nyaring, terus bambu wulung yang dijadikan tabung suara dari angklung, yang di tengah itu," jelas Mila.

Tidak semua bambu bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan angklung. Bambu tersebut harus memiliki kadar kapur yang tinggi agar memiliki kualitas bagus ketika dijadikan angklung.

"Untuk angklung yang berkualitas, memang diperlukan kadar kapur yang tinggi, jadi ada spesifikasi tanahnya, kadar kapurnya, bahkan ketika pemotongan bambunya juga ada waktunya," ucap Putri.

Untuk mendapatkan bambu tersebut, Saung Mang Udjo mendapatkannya dari berbagai tempat, tidak hanya di Udjo Ecoland. "Karena disini Saung Udjo produsen angklung terbesar di dunia kan, jadi bambunya juga kita mengambil dari banyak tempat, tentunya biasanya kita pilih bambu yang tingkat kapur tanahnya tinggi, seperti di Sukabumi dan Pangandaran," Ucap Mila.

Penjualan angklung Saung Mang Udjo memang yang terbesar, bahkan penjualannya juga sudah mencapai taraf internasional. "Kita juga punya langganan yang setiap tahun pasti ada, itu Korea, Belanda, Malaysia," ucap Mila. Mila juga menjelaskan bahwa di Korea, tepatnya di Busan, sudah memiliki kurikulum sendiri mengenai angklung.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads