Menikmati Keindahan Menara Kujang Sapasang yang Ikonik di Sumedang

Menikmati Keindahan Menara Kujang Sapasang yang Ikonik di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 15 Agu 2023 05:30 WIB
Foto Udara proyek pembangunan Menara Kujang Sepasang di Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (13/62023). Menara Kujang Sepasang rancangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setinggi 99 meter yang dilengkapi lift dan pemandangan langsung ke Waduk Jatigede tersebut diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisata ke Kabupaten Sumedang serta ditargetkan akan rampung pada pertengahan tahun 2023. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Menara Kujang Sapasang (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Sumedang -

Menara Kujang Sapasang berdiri gagah di pesisir Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang. Bangunan tersebut merupakan menara berbentuk kujang yang tertinggi dan terbesar di dunia.

Menara Kujang Sapasang diketahui memiliki tinggi sekitar 99 meter. Lokasinya berada satu kawasan dengan Masjid Al-Kamil yang berlokasi di Bukit Panenjoan, Desa Jemah Kecamatan Jatigede, Sumedang.

Menara berbentuk kujang diketahui juga terdapat di sekitar lingkungan Masjid Nurul Huda di Desa Garawangi, Kabupaten Kuningan. Menara bentuk kujang yang sebelumnya merupakan yang tertinggi di Jawa Barat itu memiliki tinggi sekitar 17 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Menara Kujang Sapasang jika dibandingkan dengan Patung Liberty pun masih sedikit lebih tinggi. Hal itu berdasarkan data yang dikutip dari situs resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang diakses pada 14 Agustus 2023.

Di sana disebutkan, jika dihitung dari dasar permukaan tanah maka Patung Liberty memiliki tinggi sekitar 93 meter atau 305 kaki. Lapisan Patung Liberty sendiri terbuat dari lempengan tembaga tempa dengan ketebalan 2.4 milimeter yang dipasang pada rangka besi.

ADVERTISEMENT

Saat dikonfirmasi kepada Budayawan Sunda Budi Setiawan GP alias Budi Dalton, ia pun memperkirakan bahwa Menara Kujang Sapasang menjadi menara kujang yang terbesar.

"Sampai saat ini boleh saya jawab iya (menara kujang terbesar), mungkin besok lusa bakal ada lagi (yang lebih besar) tapi kalau yang dimaksud besar secara fisik, ya memang ini dan secara nilai ini tidak tanggung-tanggung yaitu kujang, sebuah simbol budaya Sunda yang kaya akan nilai-nilai budayanya," terang Budi kepada detikJabar saat turut serta dalam acara peresmian Menara Kujang Sapasang pada Minggu (13/8/2023).

Berdasarkan bentuknya, kata Budi, Menara Kujang Sapasang mengacu kepada sejenis kujang yang bernama kujang ciung. Kujang ini memiliki filosofi tersendiri dengan lubangnya yang berjumlah sembilan.

"Kujang dengan lubang sembilan, secara filosofi Sunda itu menggambarkan dari mulai proses kelahiran manusia hingga manusia itu bijak dalam hal pemikiran maka lubang sembilan itu boleh dikatakan sebagai puncak dari proses berpikir manusia sehingga dia, sebutlah telah mencapai kebijaksanaan," ungkapnya.

Budi menjelaskan, kujang merupakan representasi atau sebuah benda dari hasil pemikiran leluhur untuk menyimbolkan ajaran-ajarannya di tatar Sunda kala itu.

"Makanya simbolisasinya itu salah satunya lewat bentuk kujang itu sendiri dan lewat lubang yang ada di permukaannya," tuturnya.

Atas dasar itu, kata Budi, kujang memiliki beragam jenis. Ragam jenis itu juga sesuai dengan kegunaannya.

"Ada yang disebut kujang sajen, kujang pakakas atau kujang untuk perkakas, kujang pakarang atau kujang untuk senjata, kujang pangarak atau kujang untuk upacara, kujang wayang dan jenis kujang lainnya," ungkap Budi.

Sekadar diketahui, Budi Dalton merupakan salah satu budayawan sekaligus kolektor berbagai jenis kujang. Ia telah mengoleksi seribuan lebih kujang dari sejak tahun 2005. Hingga kini, ia pun masih mendalami ilmu tentang kujang.

Dalam kesempatan itu, Budi pun mengapresiasi atas dibangunnya simbol budaya Kasundaan berupa Menara Kujang Sapasang.

Menara Kujang Sapasang SumedangMenara Kujang Sapasang Sumedang Foto: Nur Azis

Ia pun berharap masyarakat luas khususnya warga Jawa Barat dapat lebih mengenal tentang makna dan keberadaan dari kujang.

"Saya berharap lewat museum kujang yang akan ada kelak di Menara Kujang Sapasang ini, masyarakat akan lebih terbuka dan mengenal utamanya nilai-nilai yang terkandung di dalam kujang itu sendiri," ungkap Budi.

Bangunan kujang yang ada di Menara Kujang Sapasang terdiri dari dua pasang kujang dengan ukuran salah satu pasangnya lebih besar dari satu pasang lainnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil pun mengungkapkan terkait hal tersebut.

"Kenapa Kujang Sapasang, dua kujang lebih tinggi dan dua kujang lainnya lebih rendah? Karena filosofinya itu untuk menggambarkan peradaban manusia yaitu sebuah keluarga," ungkap Emil.

Sementara perpaduan Kujang Sapasang dan Masjid Al Kamil sendiri menurut Emil memiliki tiga filosofi berupa perpaduan antara agama, budaya serta teknologi.

"Teknologinya mengacu kepada jembatan yang menghubungkan antara kedua bangunan itu. Jadi, segitiga pencapaian manusia yaitu agamanya dijaga, budayanya dipelihara dan teknologinya menjadi persona dari sebuah peradaban," terangnya.

Menara Kujang Sapasang mulai dibangun pada 2021. Menara tersebut didesain langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta bangunan Masjid Al Kamil yang ada di dekatnya. Peresmian Menara Kujang Sapasang ini merupakan bagian dari West Java Festival 2023, puncak Hari Jadi Provinsi Jabar ke-78 sekaligus perpisahan dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads