Karang Para: Dulu Viral hingga Dikunjungi Turis, Kini Memprihatinkan

Karang Para: Dulu Viral hingga Dikunjungi Turis, Kini Memprihatinkan

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 06 Jun 2023 08:00 WIB
Wisata Karang Para yang kini terbengkalai
Wisata Karang Para yang kini terbengkalai (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Sukabumi memiliki kekayaan alam yang berlimpah, mulai dari pegunungan, deretan laut dan pantai hingga bukit bebatuan. Sayangnya, tak semua objek wisata dapat berkembang seperti yang terjadi di tempat wisata Karang Para.

Tempat wisata satu ini berlokasi di Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Di sana wisatawan dapat melihat pemandangan dari bukti karst dan ada spot foto jembatan hati yang sempat viral pada tahun 2017 lalu.

Lama tak terdengar, kini kondisi Karang Para cukup memprihatinkan. Rumput ilalang dibiarkan tinggi, gazebo yang tak terawat dan fasilitas lain yang mulai rusak. Selain itu, kunjungan wisatawan pun anjlok drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Pengelola Wisata Tahlan S Abdul Toyib mengatakan, wisata Karang Para ini dibuka pada 2017 lalu melalui inisiatif pecinta lingkungan yang menolak bukit itu dijadikan sebagai tempat pertambangan.

"Dulunya berbentuk hutan saja, cuman sudah turun IUP (Izin Usaha Penambangan) bahwa gunung ini mau ditambang tapi belum sempat. Makanya kami berusaha untuk menghambat mereka," kata Tahlan saat ditemui detikJabar, Senin (5/6/2023).

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, usaha para pecinta lingkungan itu pun membuahkan hasil. Bermodalkan tekad yang kuat mereka membangun Karang Para sebagai tempat wisata.

"Perjalanannya Alhamdulillah, waktu tahun 2017 kami dari nol dapat sumbangan dari siapa pun sampai tahun baru 2018, kami jam 8 malam masih bikin jembatan cinta. Sampai-sampai saya bicara ke Kepala Desa ya ada pertolonganlah Rp200 ribu saya kasih ke pekerja warga sekitar," ujarnya.

Saat pertama kali dibuka, sambutan wisatawan sangat luar biasa. Perhari kunjungan mencapai 700 orang dan di akhir pekan bisa menyentuh 1.000 sampai 3.000 orang.

"Sampai mancanegara kalau dulu. Ada Australia, Arab Saudi, Singapura dan Uzbekistan," tuturnya.

Wisata Karang Para yang kini terbengkalaiWisata Karang Para yang kini terbengkalai Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Kondisinya saat ini berbanding terbalik. Penurunan kunjungan terjadi saat memasuki masa pandemi COVID-19. Karang Para ditutup total hingga para pekerja terpaksa dirumahkan.

"Sampai sekarang ada gazebo yang rusak, kami belum bisa bangkit karena pengunjung juga paling 1.000 kalau ditotal per bulan. Berat sekali, tapi kami tidak berputus asa karena dibandingkan dengan rekan-rekan kami yang di wisata lain hampir sama," kata Tahlan.

"Kami mengakui saja merosot hampir 90 persen, sedih. Anak-anak pekerja sampai tidak makan. Sedangkan kami di sini berkeluarga semua," sambungnya.

Upaya untuk membangkitkan kembali Karang Para terus digaungkan para warga yang ambil peran sebagai pengelola. Mereka memiliki rencana pengembangan tempat wisata untuk satu tahun ke depan.

"Kita perbaiki fasilitas. Kalau pilihan kami nanti ada pelengkap seperti untuk spot foto, kalau dulu kan banyak, sekarang nggak ada. Lalu ada denah lokasi, glamping tradisional dan camping ground," ungkapnya.

Wisata Karang Para yang kini terbengkalaiWisata Karang Para yang kini terbengkalai Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Selain itu, pihaknya juga ingin memajukan kembali UMKM warga lokal. Di atas tanah 12 hektare itu nantinya mereka akan memberikan sedikit tempat bagi warga untuk memproduksi kerajinan yang memiliki nilai jual bagi wisatawan.

"Alhamdulillah, kalau dukungan pemerintah bahkan kemarin ada pelatihan dari Kemendes dan ada dana CSR. Untuk pembangunan ke depan kita membutuhkan anggaran sekitar Rp80 juta. Rencana akhir tahun ini," ucap Tahlan.

Meski belum diperbaiki dan cenderung terbengkalai, pemandangan alam dari bukit karts masih sangat memesona. Di sana, wisatawan dapat menikmati sejuknya udara dan melihat bebatuan padas yang masih alami.

Jika berjalan lebih jauh lagi, pengunjung akan melihat gua-gua kecil yang kaya akan sejarah. Sayangnya, gua tersebut belum terbuka untuk umum menimbang keamanan bagi wisatawan.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads