2023, Musim Paling Mematikan Pendakian ke Puncak Everest

2023, Musim Paling Mematikan Pendakian ke Puncak Everest

Tim detikTravel - detikJabar
Minggu, 04 Jun 2023 21:30 WIB
Tim Putra Perkasa Abadi (PPA) Ekspedisi Himalaya kembali mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Mera Peak, Pegunungan Himalaya, Nepal.
Menapaki Dinginnya Salju Himalaya Kala Pendaki Indonesia Tiba di Puncak Mera Peak (Foto: dok. PPA)
Bandung -

Tahun 2023 menjadi musim pendakian Gunung Everest paling mematikan. Belasan orang dikonfirmasi tewas, dan sejumlah orang lainnya hilang dalam pendakian.

Dikutip dari detikTravel, musim semi adalah waktu terbaik untuk mendaki Everest, meskipun beberapa pendaki mungkin mendaki di musim gugur yang kurang menguntungkan.

Di sana ada jeda waktu singkat, biasanya setelah pertengahan Mei. Saat itu suhu lebih hangat dan angin di ketinggian tinggi yang dikenal sebagai aliran jet telah menjauh dari pegunungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, musim pendakian ini telah merenggut nyawa empat orang Nepal dan delapan orang asing," menurut Yubaraj Khatiwada, seorang direktur di departemen pariwisata dikutip dari CNN, Minggu (4/6/2023).

"Dan dari lima orang yang hilang, ada tiga orang Nepal dan dua orang asing," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

"Musim pendakian sudah berakhir untuk musim semi ini. Tidak ada lagi pendaki yang tertinggal di sana. Kami hanya memiliki misi pencarian dan penyelamatan yang tersisa," kata Bigyan Koirala, seorang pejabat di Departemen Pariwisata Nepal.

Gelje, sang sherpa penyelamat pendaki Malaysia, mengatakan bahwa ada beberapa kemungkinan mengapa musim ini begitu mematikan. Cuaca buruk, suhu sangat dingin, dan beberapa pendaki kurang pengalaman atau pelatihan yang memadai jadi faktor kecelakaan di ketinggian itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketika jumlah korban tewas meningkat di Gunung Everest, para pendaki dan ahli juga memperingatkan adanya bahaya kepadatan jalur berlebih.

Satu rute menuju puncak berarti akan ada penundaan. Satu foto di tahun 2019 telah viral, menggambarkan ratusan pendaki berkerumun di punggung bukit terbuka menuju puncak.

Mereka dalam antrean panjang untuk mencapai puncak. Semuanya di area kritis yang dijuluki zona kematian.

Seorang pemandu gunung mengatakan pada saat itu bahwa bahkan dengan membawa oksigen, tubuh manusia hanya dapat bertahan di zona kematian selama beberapa jam.

Dan kemacetan jalur di zona kematian berpotensi fatal. Nepal sendiri telah mengeluarkan izin yang memecahkan rekor, yakni sebanyak 478 pendaki diizinkan melakukan ekspedisi ke Gunung Everest.

Bukan hanya Everest yang semakin populer sebagai tujuan bagi pendaki internasional. Gunung tertinggi kedua di dunia, K2 di Pakistan, juga baru saja mengalami musim tersibuknya.

Artikel ini telah tayang di detikTravel dengan judul 2023, Musim Pendakian Paling Mematikan Gunung Everest

(yum/yum)


Hide Ads