Air Tanjung, Dulu Obat Sakit Kulit Kini Jadi Resep Rahasia Ketupat

Kota Tasikmalaya

Air Tanjung, Dulu Obat Sakit Kulit Kini Jadi Resep Rahasia Ketupat

Faizal Amiruddin - detikJabar
Minggu, 28 Mei 2023 07:30 WIB
Mata air unik yang memiliki rasa asin bernama Air Tanjung di Tasikmalaya.
Mata air unik yang memiliki rasa asin bernama Air Tanjung di Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Sejarah kemunculan dan pemanfaatan sumber Air Tanjung di Kampung Cukang, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, telah berlangsung lama, puluhan bahkan ratusan tahun lalu.

"Waktu saya kecil di era 70-an mata air ini dinamakan Cai Seseupan, karena konon menjadi tempat minum binatang gembalaan atau hewan liar," kata Mumu (55) warga setempat kepada detikJabar, belum lama ini.

Setelah muncul permukiman warga, sumber mata air ini kemudian mulai dimanfaatkan. Banyak warga yang memanfaatkan untuk mengobati penyakit kulit. "Banyak yang datang untuk berendam, karena berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit," kata Mumu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, kala itu hampir setiap hari datang warga dari luar daerah untuk berendam di Air Tanjung. Konon bukan hanya penyakit kulit saja, tapi bisa mengobati kelumpuhan.

"Waktu saya kecil ada orang Bandung yang menyawer uang di jalanan kampung, karena dia senang setelah berminggu-minggu terapi di air ini bisa sembuh dari lumpuh, seingat saya dia menyawer koin Rp 5 perak," kata Mumu.

ADVERTISEMENT

Perubahan pemanfaatan dari air pengobatan menjadi air campur pembuatan ketupat terjadi pada era 90-an. Adalah Salim salah seorang warga bereksperimen menjadikan air itu bahan rebusan ketupat. Ternyata racikan dengan Air Tanjung itu dianggap membuat ketupat lebih enak. Dagangan Salim laris manis dan kemudian diikuti oleh warga lain.

"Kalau sekarang Mang Salim sudah meninggal dunia, tapi usaha ketupat masih jalan oleh anaknya. Terkenal sampai sekarang, namanya ketupat Otto," kata Mumu.

Catatan sejarah pemanfaatan Air Tanjung jadi air terapi untuk penyakit kulit menginspirasi masyarakat untuk mencobanya kembali. Sebagian masyarakat berharap dibuatkan bak rendam bagi masyarakat yang ingin mencoba pengobatan alternatif dengan air unik ini.

"Inginnya dibuatkan bak rendam, tapi memang lahannya sempit. Sampai sekarang juga banyak yang memanfaatkan untuk penyakit kulit, tapi karena tidak ada bak rendam jadinya hanya membawa air saja," kata Mumu.

Meski demikian dia mengakui belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan khasiat Air Tanjung dalam mengobati penyakit kulit. "Ya hanya sebatas kepercayaan masyarakat saja, sebagai terapi penyembuhan," kata Mumu.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads