Aturan Baru Siap Diterapkan di Red Light District Amsterdam

Kabar Internasional

Aturan Baru Siap Diterapkan di Red Light District Amsterdam

Tim detikTravel - detikJabar
Minggu, 12 Feb 2023 03:00 WIB
Red Light District Amsterdam, Belanda
Red Light District Amsterdam, Belanda (Foto: CNN).
Jakarta -

Turis yang berkunjung ke Red Light District Amsterdam bikin resah. Pasalnya wisatawan yang datang ke sana hanya ingin mengkonsumsi ganja dan menyalurkan birahinya saja.

Akibatnya, banyak warga yang risih dengan kelakuan turis di sana. Amsterdam pun berencana melarang penggunaan ganja di Red Light District.

Melansir detikTravel yang mengutip DW, Sabtu (11/2/2023), larangan ini akan berlaku mulai pertengahan Mei. Hal ini dilakukan dalam bentuk upaya mengatasi kejahatan dan perilaku anti-sosial untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk di daerah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Red Light District merupakan hotspot turis yang populer dengan hiburan khusus dewasa di Amsterdam.

Di kawasan tersebut terdapat kafe mariyuana serta rumah bordil dan klub tari telanjangnya yang menarik jutaan pengunjung setiap tahun.

ADVERTISEMENT

"Penduduk kota tua sangat menderita akibat over tourism dan penyalahgunaan alkohol dan narkoba di jalanan," kata kota itu dalam sebuah pernyataan.

"Wisatawan juga menarik pedagang kaki lima, yang pada akhirnya menyebabkan kejahatan dan ketidakamanan," tambahnya.

Bukan tanpa alasan, inisiatif yang datang dari walikota wanita pertama Amsterdam Femke Halsema bertujuan untuk membuat kota ini lebih layak huni bagi penduduknya.

Langkah-langkah lain juga telah diberlakukan, seperti membatasi jam minum dan memberlakukan waktu tutup lebih awal untuk kafe, bar, restoran, dan rumah bordil.

Restoran dan bar tutup pada pukul 02.00 pada hari Jumat dan Sabtu, sedangkan rumah bordil tutup pada pukul 03.00, bukan pukul 06.00 seperti saat ini. Merokok ganja di red district akan dilarang antara pukul 16.00 dan 01.00 dari Kamis hingga Minggu malam waktu setempat di ruang publik, khususnya di pusat kota

Tetapi jika efek yang diinginkan tidak tercapai, kota itu mengatakan akan memperluas aturan ke teras kafe ganja juga.

Kita tahu, red district punya daya tarik bagi kunjungan internasional. Pada dasarnya, hanya penduduk Belanda yang diperbolehkan membeli ganja yang mereka sebut 'kedai kopi'.

Namun ada pengecualian untuk toko-toko di Amsterdam. Terdapat 570 toko di seluruh negeri, sebanyak 166 ada di Amsterdam.

Halsema sebelumnya mengatakan dia ingin mendorong pariwisata ke Amsterdam tidak sekedar seks dan narkoba. Namun penelitian menunjukkan bahwa melarang turis dari kafe ganja akan menyebabkan penurunan tajam pengunjung.

Artikel ini sudah tayang di detikTravel, baca selengkapnya di sini.

(wip/mso)


Hide Ads