Tiga Jenis Bambu yang Akrab dengan Saung Angklung Udjo

Tiga Jenis Bambu yang Akrab dengan Saung Angklung Udjo

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 05 Feb 2023 17:00 WIB
Pembuatan angklung di Saung Angklung Udjo.
Pembuatan angklung di Saung Angklung Udjo. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Siapa yang tidak kenal Saung Angklung Udjo? Ya, ini adalah tempat wisata budaya yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Saung Angklung Udjo merupakan pusat edukasi tentang alat musik tradisional khas Sunda yakni angklung.

Di Saung Angklung Udjo juga memproduksi angklung yang dijual ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan mancanegara. Proses pembuatan angklung pun dilakukan dengan menggunakan bahan baku bambu yang ditanam di kawasan Udjo Ecoland.

Head of Business Development Udjo Ecoland Satria Akbar menjelaskan ada tiga jenis bambu yang digunakan untuk membuat angklung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi di kita ada tiga jenis bambu utama yang dipakai, pertama untuk tabung suara ada jenis bambu hitam, kemudian untuk rangka ada pakai bambu temen istilahnya, untuk bambu dasar ada banyak jenis bambu ater namanya," kata Satria saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

"Itu tiga yang paling banyak di Jabar yang kita pakai," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Meski ada tiga jenis bambu utama yang jadi bahan baku angklung, namun menurut Satria ada 11 jenis bambu lainnya yang juga bisa dipakai untuk angklung. Masing-masing jenis bambu yang dipakai untuk angklung memiliki karakter berbeda yang berpengaruh pada suara dari angklung itu sendiri.

"Tapi setelah kita teliti sebetulnya lebih dari 11 jenis bambu bisa dipakai, yang ternyata menimbulkan karakter suara berbeda. Ini yang sedang kita gali," ungkapnya.

Pembuatan angklung di Saung Angklung Udjo.Pembuatan angklung di Saung Angklung Udjo. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Saat ini, Udjo Ecoland kata dia sedang berupaya untuk membangun kawasan hutan bambu. Hutan bambu itu saat ini sudah ditumbuhi sekitar 34 jenis bambu yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan angklung.

"Kita mengarah kepada perhutanan bambu jadi bambu itu ditanam dan dibudidaya, selama ini kan masih dari hutan, tidak terkontrol, liar. Kita ingin coba proses perhutanan budidaya bambu," jelasnya.

Adapun bambu yang digunakan untuk angklung berusia 4 tahun ke atas. "Biasanya usia 4 tahun keatas yang dipakai untuk angklung. Itu lebih sempurna," pungkasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads