Bambu Sukabumi dan Kualitasnya yang Mumpuni

Bambu Sukabumi dan Kualitasnya yang Mumpuni

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 02 Jan 2023 06:00 WIB
A bamboo forest is seen in Yichang, Hubei province, China, Oct 23, 2022. Chinas existing bamboo forest area exceeds 100 million mu, the annual output value is nearly 350 billion yuan, more than 15 million employees, the average annual income of bamboo farmers in key bamboo production areas is more than 5,000 yuan. The bamboo industry is an environmentally friendly, low-carbon and sustainable development industry, an ecological industry to build a beautiful China, a green industry to promote the harmonious coexistence of man and nature, and an industry to enrich the people and help rural revitalization. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Ilustrasi bambu. (Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing)
Sukabumi -

Tanaman bambu asal Sukabumi mulai menujukan bakat sebagai bambu terbaik di Nusantara. Dari gelondongan bambu ini bisa dibuat berbagai macam alat seperti bahan konstruksi bangunan, peralatan rumah tangga, hingga alat musik.

Angklung, alat musik kesenian khas Jawa Barat merupakan salah satu yang terbuat dari bambu. Di Kota Bandung, ada Saung Angklung Udjo yang sudah beken hingga mancanegara.

Saung yang identik dengan angklung ini menjaga warisan budaya secara turun-temurun. Namun sayangnya, tak banyak yang mengetahui jika bambu yang digunakan untuk membuat angklung ini ternyata salah satunya berasal dari Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diungkap Ketua Dunia Bambu Sukabumi (DBS) Agus Ramdhan. Dia mengatakan, pendiri Saung Angklung Udjo yaitu Udjo Ngalagena mengakui jika bambu asal Sukabumi merupakan yang terbaik sebagai bahan untuk membuat angklung.

"Pengakuan dari almarhum Mang Udjo melalui anaknya, itu bambu paling bagus sebagai bahan dasar angklung dari Kabupaten Sukabumi," kata Agus saat ditemui detikJabar belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, lokasi pengambilan bambu untuk bahan angklung Udjo ini tepatnya di Surade. Di sana, tanaman bambu memiliki warna yang hitam pekat, tipis namun kokoh.

"Warna hitamnya pekat, kemudian tidak terlalu tebal sehingga suaranya nyaring. Itu bisa sampai ke luar negeri dibawa oleh Mang Udjo," sambungnya.

Untuk menebang bambu pun tidak bisa sembarang. Bambu harus dipotong pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada pukul 09:00 WIB sampai 15:00 WIB. Bahkan, untuk kualitas yang lebih bagus, bambu yang ditebang harus didiamkan satu tahun dan tidak boleh asal potong.

Di Sukabumi sendiri, tanaman bambu diperkirakan ada di tiap-tiap desa dan kelurahan. Agus memperkirakan, jika luas desa saja sudah 381 hektare maka diperkirakan tanaman bambu ada satu hektare di tiap-tiap desa.

Setelah melihat perkembangan Saung Angklung Udjo yang telah mendunia, Dunia Bambu Sukabumi pun bercita-cita membuat kawasan wisata dengan melestarikan tanaman bambunya.

"Di Bandung ada Saung Angklung Udjo, kenapa tidak di Kabupaten Sukabumi juga punya seperti itu. Dan memang pusat bambu terbagus dan terbanyak itu ada di Kabupaten Sukabumi," tutupnya.

(iqk/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads