Ragam Asumsi Warga soal Pemanfaatan Seke Hutan Kota Baksil Bandung

Ragam Asumsi Warga soal Pemanfaatan Seke Hutan Kota Baksil Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 28 Jan 2023 09:31 WIB
Kejernihan dan kesegaran mata air Babakan Siliwangi, Bandung.
Kejernihan dan kesegaran mata air Babakan Siliwangi, Bandung (Foto:Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Mata air atau seke di Hutan Kota Babakan Siliwangi Kecamatan Coblong, Kota Bandung, masih dimanfaatkan warga sekitar dan pedagang yang berada di kawasan tersebut. Banyak asumsi soal pemanfaatan seke hutan kota itu.

Pedagang di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi memanfaatkan air sebagai kebutuhan dasar. Mengambil air seperlunya. Di mata air itu pun terdapat ember kecil yang difungsikan sebagai gayung.

"Ya masih dimanfaatkan, kadang ambil dari situ juga. Ya katanya mata air lama," kata Ari, salah seorang pedagang di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (27/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada disampaikan Uung Hendaya, warga setempat yang juga pemilik kedai kopi di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi. Pemanfaatan air seke itu masih dirasakan warga dan pedagang. Tak hanya sebagai kebutuhan untuk berjualan, mandi dan lainnya, Uung mengatakan sejumlah masyarakat mengasumsikan air seke tersebut memiliki manfaat lainnya.

"Ada juga yang mengambil air di sini untuk dijadikan semacam sugesti, karena segar dan lainnya. Ada yang mengasumsikan mata air di sini bisa membuat awet muda dan lainnya. Iya itu asumsi sebagian masyarakat, itu sudah ada sejak tahun 80-an," kata Uung.

ADVERTISEMENT

Uung yang juga pensiunan PNS itu mengatakan pada dasarnya air merupakan sumber kehidupan. Air sangat berperan penting dalam kehidupan, salah satunya di kawasan Babakan Siliwangi yang dulunya merupakan area persawahan.

"Dulu juga saya pernah minum di situ. Memang jernih airnya," kata Uung.

Uung sudah menetap di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi sejak 25 tahunan silam. Ia juga masih merasakan debit mata air yang lumayan besar. Meski saat ini debit di seke atau mata air hutan kota itu berkurang, warga atau pedagang sekitar kawasan hutan kota masih memanfaatkannya.

"Ya kalau warga yang ingin ambil air tinggal datang saja ke situ. Masih bisa digunakan untuk siapapun," ucap pria berusia 62 tahun itu.

(sud/mso)


Hide Ads