Bandung yang Basah dan Jernihnya Mata Air Hutan Kota Baksil

Bandung yang Basah dan Jernihnya Mata Air Hutan Kota Baksil

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 28 Jan 2023 06:30 WIB
Kesegaran mata air di hutan kota Babakan Siliwangi, Bandung.
Kesegaran mata air di hutan kota Babakan Siliwangi, Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Syahdu menyapa Kota Bandung di penghujung Januari. Akhir-akhir ini, Bandung selalu basah kala senja tiba. Tepat saat para pekerja berjuang menembus kemacetan demi tiba di peraduan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi hujan mengguyur Kota Kembang saat Januari berganti Februari. Sore, hujan dan Bandung selalu dinarasikan sebagai romantisme kota. Tapi, romantisme itu pudar di jalanan yang padat kendaraan kala senja menyapa, seperti Jalan Soekarno Hatta, Pasteur, Ujungberung dan lainnya.

Sepertinya, romantisme itu hanya menyapa beberapa tempat di Bandung kala hujan dan sore. Salah satunya Babakan Siliwangi City Forest atau Hutan Kota Babakan Siliwangi (Baksil) yang berada di Kecamatan Coblong. Daun yang basah mengiringi langkah para pengunjung hutan kota untuk berteduh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan memang membuyarkan suasana kunjungan di hutan kota. Tapi, keasrian hutan makin terasa. Para pemuda lantas berteduh di parkiran, berhimpitan dengan juru parkir dan pedagang. Menunggu hujan reda, kemudian bertolak ke jalanan yang macet untuk menuju pulang setelah bersukacita di hutan kota.

Sore itu, suhu di ponsel menunjukkan 22 derajat celsius. Dingin yang biasa di Kota Kembang. Usai detikJabar menikmati suasana hutan kota yang begitu asri diiringi rintik hujan. Perjalanan keliling hutan kota dilanjutkan menuju mata air.

ADVERTISEMENT

Lokasinya tak jauh dari area parkir Hutan Kota Babakan Siliwangi. Jalan setapak berbatako menjadi penanda pintu masuk menuju mata air Babakan Siliwangi. Katanya, mata air lama yang pernah dimanfaatkan warga.

Hujan tak kunjung reda kala detikJabar melanjutkan perjalanan menuju mata air. Hanya terdengar suara rintik hujan yang menyentuh dedaunan. Hembusan angin menguatkan kesan asri. Berjalan di jalan setapak menuju mata air ini serasa sedang tidak berada di kota besar.

Sambutan selamat datang yang menandakan tiba di mata air adalah adanya pelang yang bertuliskan 'Dilarang berbuat tindakan asusila'. Pelang ini persis berada di lokasi mata air Babakan Siliwangi.

Jalan setapak berbatako itu menyambung dengan kawasan mata air Babakan Siliwangi yang telah direnovasi. Ada bangunan seperti gubuk yang menaungi sumur. Sekitaran sumur dibangun kolam-kolam yang dipenuhi bebatuan.

Airnya jernih. Memang debit airnya tak besar. Tak ada pengunjung, atau satu orang pun berada di kawasan tersebut. Sepertinya, mata air di Babakan Siliwangi jarang digunakan. Hanya ada ember kecil yang mengambang di salah satu kolam.

Salah seorang warga yang tinggal di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi, Uung Hendaya mengatakan mata air tersebut masih kerap dimanfaatkan warga dan juga pedagang yang ada di kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi. Uung mengatakan hanya satu mata air yang tersisa di kawasan hutan kota.

"Ya masih dimanfaatkan. Ini sudah dari dulu, sebelum saya di sini sudah ada. Kata orang tua dulu, di sini dulunya sawah pada tahun 80-an," kata Uung yang sudah menetap di kawasan tersebut sekitar 25 tahunan itu saat berbincang dengan detikJabar.

Uung mengatakan keasrian mata air masih terjaga. Pemerintah dan warga setempat menjaga mata air sebagai warisan.

(sud/mso)


Hide Ads