Azan zuhur menggema di Desa Cisantana, Kabupaten Kuningan. Dalam sekejap aktivitas dua orang peziarah di Gua Maria terhenti. Mereka diam sejenak, seraya menunggu seruan penting bagi umat Islam itu selesai dikumandangkan.
Selang beberapa menit, mereka kembali dalam suasana khidmat. Merapal doa di depan patung Bunda Maria. Sosok yang amat dimuliakan bagi pemeluk agama Katolik.
Begitulah secuil gambaran yang nampak di Gua Maria Sawer Fatima Rahmat, Desa Cisantana, Sabtu (24/12/2022) siang. Sebuah tempat peribadatan umat Katolik yang letaknya persis di bawah kaki Gunung Ciremai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dihampiri detikJabar, salah satu peziarah itu melemparkan senyum ramah. Dia enggan diwawancara. Namun dari pengakuannya, keheningan sesaat ketika azan berkumandang itu tidak lain untuk menghormati pemeluk agama Islam.
"Tadi berhenti sebentar. Saya datang ke sini untuk berdoa. Semoga saja di perayaan Natal ini dan tahun depan bisa membawa nasib baik," ujarnya singkat kepada detikJabar.
Menjelang Natal, aktivitas pengunjung yang datang ke Gua Maria terpantau ramai. Para peziarah dari beberapa daerah silih berganti melakukan peribadatan dalam balutan kekhusyukan.
Gua Maria seakan menjadi magnet tersendiri bagi para peziarah. Nuansa tentram dan udara segar seakan berpadu menambah suasana syahdu.
Sebagian besar peziarah memilih berlama-lama di lokasi. Tentu ada yang tenggelam dalam keharmonisan batinnya. Ada pula yang sekedar menghabiskan waktu bersama keluarganya.
"Kita memang menjaga kondisi tempat ini agar tetap alami, karena suasananya akan membuat para peziarah betah dan khidmat," kata Pastor Andreas Dodi OSC, selaku pengelola kawasan ini saat berbincang dengan detikJabar.
Baca juga: Doa di Malam Natal Agar Cianjur Bangkit |
Gua Maria memiliki luas kurang lebih sekitar 3 hektare. Untuk sampai ke lokasi utama, peziarah harus menaiki ratusan anak tangga melalui jalur yang disebut 'Jalan Salib'. Titik awalnya dimulai pada Taman Getsemani.
Nantinya para peziarah dapat singgah pada 14 perhentian. Di sana umat Katolik bisa merenungkan berbagai macam peristiwa tertentu yang dialami Yesus Kristus, sesuai kepercayaannya.
Rasa lelah yang dirasakan usai menapaki ratusan anak tangga, kata dia, bakal terbayar lunas saat peziarah sampai ke titik utama. Sebab, tepat di lokasi inilah mereka bisa memberikan penghormatan ke Bunda Maria lewat rapalan doa.
"Tadi naik ke sini ngos-ngosankan? Itu merupakan gambaran peziarahan hidup. Ketika sampai di atas, rasanya lega. Ini memberikan pelajaran, ketika kita punya ketetapan hati yang kuat, keyakinan, dan niat pasti bisa ditempuh," ujarnya.
Tidak hanya menjelang Natal saja Gua Maria ramai. Sebab, di beberapa momen tertentu seperti pada bulan Mei serta Oktober, banyak peziarah dari luar daerah yang hilir-mudik ke tempat ini. Destinasi wisata rohani ini diperkirakan mampu menampung ratusan pengunjung.
"Ramai di bulan Mei dan Oktober. Ada beberapa bus yang ke sini biasanya. Tapi tetap kita batasi," terangnya.
Sejak pertama kali diresmikan pada 21 Juni 1990, Gua Maria perlahan menjadi simbol gotong royong warga setempat penganut Katolik. Proses pembangunannya dilakukan secara bertahap dengan penataan sedemikian rupa di setiap sudutnya.
"Awalnya kita dari Gereja Cisantana waktu ulang tahun ke-25 itu ingin membuat sebuah kenang-kenangan. Tapi waktu itu pendahulu saya bingung buatnya seperti apa. Bukan hanya sebuah pesta atau monumen tidak ada artinya. Akhirnya dibuat Gua Maria," jelasnya.
Berkat urunan umat yang bahu-membahu menyumbangkan segala kebutuhan, akhirnya landscape Gua Maria terlihat seperti sekarang.
Untuk mengunjungi destinasi ini, umat Katolik bisa datang kapan saja. Selain itu peziarah pun tidak perlu khawatir akan biaya, karena lokasi ini gratis serta terbuka untuk umum.
Gua Maria yang berada di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur merupakan destinasi wisata religi yang populer di kalangan peziarah umat Katolik. Tidak heran, ada saja pengunjung dari luar daerah yang rela menyempatkan waktu datang ke sini.
Lokasinya yang berada di ketinggian sekitar 700 mdpl ini dapat memberikan ketentraman serta kesejukan hati, khususnya bagi umat Katolik dalam mempraktikan peribadatannya.
Sementara itu berdasarkan pantauan detikJabar, tidak jauh dari lokasi Gua Maria terdapat area pemakaman. Di tersebut ada beberapa makam dengan nisan salib punya umat Katolik dan Kristen. Bahkan ada juga makam milik umat islam yang persis berdampingan dengan makam-makam lainnya.
Keberadaan pemakaman tersebut bisa menjadi potret kecil bagaimana kerukunan umat beragama di Kecamatan Cigugur terjalin dengan baik dan harmonis.
Salah satu warga di Kelurahan Cigugur bernama Jumhana menuturkan, masyarakat di tempat tinggalnya sangat menjunjung tinggi toleransi. Sehingga tidak mengherankan jika mereka bisa hidup rukun meski berbeda keyakinan.
Dia mengaku memiliki kerabat dan saudara yang memeluk agama berbeda. Namun tetap bisa menjalin hubungan baik serta menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing.
Potret keberagaman dan kerukunan umat beragama di Cigugur ini perlu dijaga. Supaya mereka bisa hidup di lingkungan yang damai. "Dari dulunya juga memang hidup akur. Ya saya agamanya Katolik. Di keluarga ada yang Islam dan penganut keyakinan. Tapi kami bisa hidup rukun," tuturnya.
Simak Video "Video: Polisi Tangkap 6 Tersangka Baru Kasus Penjualan Bayi ke Singapura"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)