Kampung Braga adalah bukti tak jalannya program kampung wisata kreatif. Kampung yang awalnya disulap dengan indah, kini perlahan sirna.
Tak hanya soal estetika, konsep kampung wisata ini juga belum menyentuh pada pemberdayaan masyarakat. Anak-anak Kampung Braga dan komunitas Gerbong Bawah Tanah mencoba menyuarakan soal permasalahan di kampungnya.
Baca juga: Awan Mendung di Kampung Braga Bandung |
Persoalan agraria menjadi salah satu yang disuarakan. Di tengah gembar-gembor soal konsep kampung wisata, rupanya warga Braga menyimpan kekhawatiran soal hunian. Mereka kesulitan membangun rumahnya sendiri.
Karya berjudul Monumen Imagi Kampung Kota pun dibuat. Anak-anak di Kampung Braga ingin menyampaikan pesan bahwa sulitnya punya rumah, keinginan untuk punya rumah sendiri. Hingga sejumlah rumah yang digusur karena persoalan agraria.
"Monumen Imagi Kampung Kota itu sebetulnya tidak hanya ditunjukkan kritik untuk kawasan Braga. Mereka, anak-anak Kampung Braga dan komunitas ingin membangun imej bahwa kampung di Kota Bandung itu punya nilai yang urgent," kata salah seniman yang aktif di Dewan Kesenian Bandung Rahmat Jabaril saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (20/12/2022).
Rahmat menilai kampung kota merupakan ruhnya Kota Bandung, baik Kampung Braga maupun yang lainnya. Sebab, lanjut dia, menghidupkan kampung sama halnya meningkatkan derajat kota itu sendiri.
"Karena ada sosiologi masyarakat yang lahir di situ, kreativitas bisa lahir di situ," kata Rahmat.
"Saya berharap, maka perlu adanya monumen kampung kota di masing-masing kampung. Ini untuk menjaga kekayaan kota," ucap Rahmat menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat juga mendorong agar Pemkot Bandung memiliki aturan yang jelas mengenai pembinaan kampung-kampung kota. Hal ini sebagai upaya dalam melindungi dan membina masyarakat kota yang ada di kampung.
"Bagus kalau ada perda soal kampung kota. Jadi, ada perlindungan untuk kampung kota," kata Rahmat.
Sekadar diketahui, komunitas Gerbong Bawah Tanah berkolaborasi dengan anak-anak mengusung konsep persoalan hunian yang pernah ada di RW 08 Kampung Braga. Karya seni berupa monumen itu sebagai bentuk konstruksi imaji kolektif, dan harapan mewakili warga Kota Bandung yang juga nasibnya sama dengan warga Braga. Warga yang tidak punya tempat hunian, akibat persoalan agraria.
Manajer Program ArtBraga Tata selama ini masih banyak persoalan yang dialami warga Kampung Braga, seperti masalah lingkungan dan sosial. Ia menjelaskan Gerbong Bawa Tanah dan anak-anak Kampung Braga melalui karyanya ingin menunjukkan tentang keresahan.
"Monumen karya anak Braga dan komunitas Gerbong Bawah Tanah itu adalah soal pembongkaran rumah. Mereka melalui karyanya berharap bisa punya rumah sendiri," kata Tata saat berbincang dengan detikJabar di Jalan Braga, Minggu (18/12/2022).
(sud/mso)