Situ Sarkanjut adalah sebuah danau kecil yang berada di pinggiran kota Garut. Danau tersebut menjadi unik lantaran namanya yang tak lazim dan terkesan jorok.
Situ Sarkanjut merupakan sebuah danau berukuran sekitar 2 hektare yang berada di tengah-tengah pemukiman warga Kampung Sarkanjut, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut.
Tempat ini memiliki pemandangan yang indah. Berlatar Gunung Haruman yang ada di belakangnya. Selain itu, udara sejuk khas pedesaan juga menjadi ciri tersendiri Situ Sarkanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk mengairi area pertanian warga, Situ Sarkanjut juga kerap digunakan sebagai wahana memancing ikan oleh warganya. Bahkan tak jarang, warga dari luar daerah juga sengaja datang ke tempat ini untuk memancing.
Di salah satu sudut Situ Sarkanjut, terdapat sebuah makam yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Makam tersebut diketahui tempat bersemayamnya Mbah Sura Adipraja, yang dipercaya sebagai salah satu tokoh pendiri Situ Sarkanjut.
Beberapa waktu lalu, detikJabar berkesempatan untuk melancong ke Situ Sarkanjut. Dari pantauan di lokasi, pengelolaan Situ Sarkanjut terpantau seadanya. Papan nama yang menunjukan Situ Sarkanjut terpantau sudah berkarat dan usang.
Selain itu, kondisi danau dan beberapa objek di dalamnya juga tak tertata dengan rapi. Hal tersebut sangat disayangkan lantaran Situ Sarkanjut memiliki potensi untuk menjadi tempat wisata.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Dungusiku Karno menyebut saat ini pihak desa tengah berupaya untuk menjadikan Situ Sarkanjut sebagai tempat wisata yang terkemuka.
"Kita sudah buat master plan-nya. Insya Allah karena saya ingin memajukan perekonomian masyarakat di sini, kita akan ubah ini menjadi tempat wisata," katanya.
Karno menyebut, saat ini Situ Sarkanjut dikelola oleh pihaknya. Rencananya, Karno hendak menjadikan Situ Sarkanjut sebagai tempat wisata, sekaligus wisata religi.
"Sudah direncanakan, tinggal menunggu bantuan dari pemerintah ditambah dengan dana desa. Karena ini kan masuk program desa wisata," pungkas Karno.
Situ Sarkanjut sendiri diketahui sudah ada sejak zaman dahulu. Sejarawan Garut, Warjita bahkan menyebut situ tersebut diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-17.
Nama Situ Sarkanjut tergolong nyeleneh dan terkesan jorok. Sebab, kanjut dalam bahasa Sunda berarti penis atau alat vital lelaki. Namun, belakangan diketahui, penamaan Situ Sarkanjut berasal dari kata kanjut yang berarti lain, yakni tempat menyimpan barang.
"Sejarahnya di tempat itu dulu tempat benda pusaka dikanjuti atau disimpan ke tempatnya. Nama Situ Sarkanjut berasal dari situ," katanya.
(mso/mso)