Jabar X-Files: Selimut Misteri 3 Kasus Pembunuhan Sadis Para Wanita

Jabar X-Files: Selimut Misteri 3 Kasus Pembunuhan Sadis Para Wanita

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 10 Sep 2022 18:01 WIB
Anjanii Bee korban pembunuhan di Lembang yang kasusnya belum terungkap hingga kini. Amalia Mustika Ratu alias Amel dan ibunya tewas dibunuh pelaku misterius.
Pembunuhan ibu dan anak di Subang hingga Anjanii Bee yang hingga kini belum terungkap (Foto: istimewa).
Bandung -

Rentetan kasus pembunuhan di Jabar masih ada yang belum terungkap. Seperti kasus pembunuhan Anjanii Bee, Siswi SMK di Bogor, serta kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Para pelakunya pun hingga kini masih berkeliaran bebas.

Pembunuhan Siswi SMK di Gang Sepi

Tiga tahun lalu, Kota Bogor jadi sorotan penegakan hukum di Indonesia. Peristiwa pembunuhan sadis yang belum terungkap hingga saat ini.

Tak ada saksi mata. Hanya CCTV yang menjadi saksi atas sadisnya pembunuhan di wilayah yang berjuluk Kota Hujan itu. Masih ingatkah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korbannya bernama Andriana Yubelia Noven Cahya, perempuan berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMK. Ia tewas dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah.

Langit sore kala itu mulai menyapa kawasan Baranangsiang Kota Bogor. Waktu di mana orang-orang sibuk pulang kerja, sekolah dan beraktivitas. Noven, panggilan akrab korban, saat itu pulang dari sekolahnya di SMK Baranangsiang.

ADVERTISEMENT

Saat langkah kaki Noven perlahan mendekati tempat kosnya, tepatnya di Jalan Riau, tiba-tiba seorang pria menusuk Noven. Di jalanan itu sepi. Hanya pelaku dan Noven.

Pelaku menusukkan pisau di dada bagian dada kiri perempuan asal Kota Bandung itu. Seragam putihnya langsung ternodai darah. Pelaku juga membiarkan pisau itu menancap di dada Noven. Sadis memang.

Noven terkapar dengan pisau yang menancap di dadanya. Semua rentetan tindak kejahatan itu terekam dari CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian. Terungkap pula bahwa pelaku sengaja menunggu Noven. Gerak-gerik pelaku ini terekam jelas di CCTV. Namun, wajahnya samar-samar.

Jelang sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, 8 Januari 2019, seorang warga menemukan Noven sudah tergeletak. Seragamnya penuh darah.

"Pas saya lihat, ternyata bukan pingsan, itu cewek meninggal. Bajunya penuh darah, katanya ada luka tusuk," kata pedagang nasi bernama Neneng.

Informasi tentang siswi SMK yang bersimbah darah dengan luka tusuk dada itu langsung menyebar. Kepolisian setempat menerima laporan. Bergerak ke lokasi kejadian. CCTV yang merekam pun menjadi alat bantu penyelidikan.

Hasil pemeriksaan kepolisian menyebutkan Noven mengalami luka tusuk sedalam 22 sentimeter. "Korban alami luka tusuk di dada sedalam 22 sentimeter, lebar 3 sentimeter," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Agah Sonjaya, Selasa 8 Januari 2019.

Hari demi hari penyelidikan tak menemui kepastian. Saat itu kepolisian menyampaikan telah mendapatkan informasi mengenai identitas pelaku.

"Keberadaannya sudah diketahui, inisialnya S," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser saat ditemui di Mapolres Bogor, 9 Januari 2019.

Lagi, polisi menyampaikan soal informasi keberadaan pria berinisial S. Katanya, S saat itu tidak ada di Bogor. "Informasinya begitu. Kata anggota saya, masa anggota saya bohong. Tapi tadi belum ditangkap dan tinggal menunggu dia keluar, dia sedang mengikuti acara," ucap Hendri.

Namun, hingga kini kasus pembunuhan sadis itu juga belum ada informasikelanjutannya. Tak ada catatan apapun tentang penangkapan pelaku. Kasus ini belum juga terungkap.

Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Pagi-pagi buta pada 18 Agustus 2021 penemuan dua mayat wanita di bagasi mobil menghebohkan Subang. Bagasi mobil Alphard berkelir hitam itu terparkir di rumah yang terletak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Belakangan diketahui, sosok dua jasad wanita itu merupakan ibu dan anak, Tuti (55) dan Amelia Mustika Ratu (23).

Setahun lebih kasus ini berlalu. Jejak pelaku masih misteri. Polisi tak kunjung menepati janjinya. Kasus yang awalnya dilaporkan oleh suami sekaligus ayah korban, Yosep Hidayah itu masih buntu. Yosep melaporkannya ke kepala desa. Kemudian, diteruskan kepala desa ke kepolisian.

Kondisi rumah tinggal korban itu penuh ceceran darah. Termasuk di bagian dapur. Pernyataan polisi sempat menyebutkan korban saling kenal. Petunjuk lainnya adalah ada dua jejak tapak kaki yang berbeda, diduga dua orang.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tak ada titik terang. Bareskrim turun tangan. Namun terang tak kunjung datang.

Polisi memeriksa sejumlah saksi. Termasuk ayah dan suami korban. CCTV di sekitar lokasi pun jadi alat bantu kepolisian untuk mengungkap tabir pembunuhan di rumah itu.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan pada Jumat, 17 September 2021 memberikan pernyataan tentang 55 CCTV yang diperiksa. Kala itu, penyidik menduga pelaku pembunuhan menggunakan mobil Avanza putih dan motor NMAX biru. Ramadhan menyebut hanya ada 26 unit NMAX berwarna biru yang ada di Subang untuk mengerucutkan terduga pelaku. Sampai akhirnya, muncul sketsa pelaku. Lagi-lagi, belum membuahkan hasil.

Terbaru, pada awal Agustus 2022, polisi mengamankan seorang pria. "Orang yang dicurigai ada di TKP saat kejadian. Kesimpulannya, dia dicurigai," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo kepada detikJabar, Kamis, 11 Agustus 2022.

Kasus yang tak kunjung menemui titik terang itu membuat keluarga korban menyurati Presiden Jokowi. Suami sekaligus ayah dari korban, Yosep mengirim surat demi keadilan yang ingin ia dapat.

"Isinya kita meminta adanya keadilan, pertama untuk pelaku yang sejauh ini masih berkeliaran, tentunya segeralah ditangkap berdasarkan petunjuk, deskripsi yang disampaikan penyidik tempo hari, itu bisa dijadikan dasar untuk melakukan penangkapan siapapun orangnya yang cocok dengan ciri-ciri dalam sketsa kemudian berdasarkan keterangan saksi dan bukti yang ada," tutur Rohman Hidayat kuasa hukum Yosep.

Setahun itu pula rumah yang menjadi lokasi kejadian pembunuhan sadis itu tak bisa digunakan. SetelahYosep berkirim surat keJokowi dan mendesak kepolisian mengungkap. Walhasil, petugas melepas garis kepolisian yang terpasang di lokasi kejadian. Namun, kasus itu masih buntu.

Kasus Anjanii Bee

Kasus lainnya terjadi di Cimahi. Pembunuhan yang juga belum terungkap. Korbannya bernama Intan Marwah Sofiyah alias Anjanii Bee. Mayat korban ditemukan di sebuah selokan di depan hotel tepat di Jalan Raya Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Peristiwa itu terjadi pada 5 Maret 2020 silam. Saat itu mayat warga Kampung Karajan, Desa Karang Hegar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang ditemukan seorang pemulung.

Anjanii Bee ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya terbalut sprei dan plastik hitam kemudian ada luka sayatan di bagian leher dan lebam di wajahnya. Polisi memastikan Anjanii merupakan korban pembunuhan.

AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki yang saat itu menjabat Kapolres Cimahi sampai membentuk tim khusus demi mengungkap kasus tersebut. Proses sidik lidik dilakukan untuk menemukan petunjuk yang mengarah pada pelakunya.

Hasil autopsi Anjanii diterima pihak kepolisian. Berdasarkan hasil autopsi, Anjani dipastikan tewas akibat penganiayaan menggunakan benda tumpul dan senjata tajam. Ada luka sayat di leher Anjanii Bee.

Anjanii Bee saat itu ditemukan setengah telanjang. Mayatnya dibungkus plastik. Polisi saat itu belum bisa memastikan kasus tersebut berkaitan dengan pemerkosaan atau lainnya.

Hingga bergantinya pucuk pimpinan di Polres Cimahi, motif pelaku dan juga mencari pelakunya masih buntu. Berdasarkan pemeriksaan saksi dan olah TKP, sampai saat ini tidak ada satu orang saksi pun yang melihat kejadian tersebut.

Pemeriksaan menyebutkan pelaku sudah sangat terlatih. Alasannya tentu karena pembunuhan tersebut dilakukan dengan sangat rapi sampai bisa menyamarkan jejak para pelaku.

"Dugaan kami lebih dari satu orang dan terorganisir. Ada peran-peran berbeda dari para pelaku, mulai dari yang mengeksekusi sampai yang membuang korban. Tapi kami terus lakukan upaya untuk mengungkap kasus ini," ujar Yoris.

Halaman 2 dari 3
(sud/mso)


Hide Ads