Aksi Pungli Bikin Resah Pegiat Wisata di Sukabumi

Round-Up

Aksi Pungli Bikin Resah Pegiat Wisata di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 14 Mar 2022 08:55 WIB
Ilustrasi pungli
Ilustrasi pungli (Ilustrator: Basith Subastian/detikcom)
Kabupaten Sukabumi -

Unggahan video berisi narasi soal dugaan adanya pungutan liar (pungli) di Kabupaten Sukabumi bikin resah pegiat wisata. Mulai adanya permintaan parkir tanpa karcis resmi, permintaan uang saat melintas ke lokasi wisata hingga intimidasi verbal kepada wisatawan. Ironinya hal itu berlangsung di destinasi wisata kelas dunia Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

Cerita pria inisial AR di Instagram itu viral dan dibagikan ulang melalui aplikasi perpesanan serta sejumlah media sosial lainnya. AR yang juga pengusaha travel ini terlihat kesal dalam videonya.

Rentetan 'getok' pungli itu ternyata dialami AR tidak hanya sekali saat membawa rombongan wisatawan ke beberapa destinasi wisata di kawasan Geopark Ciletuh. "Kalau yang viral itu video ketiga," kata AR, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengalaman tidak mengenakan yang dialami AR saat membawa puluhan wisatawan ke Karang Hawu. Dia kerap diminta membayar parkir senilai Rp 100 ribu.

"Dulu parkir enggak sampai 100 ribu. Karena saya agen travel biro perjalanan wisata juga, kan jadi bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dari mulai berangkat sampai saya pulang kan, untuk laporan ke kantor," tutur AR.

ADVERTISEMENT

AR heran karena bentuk tiket dimaksud berupa kwitansi dengan cap stempel. Soal intimidasi verbal dirasakan AR usai parkir di area pasar Palabuhanratu. Saat akan keluar dari lokasi parkiran, AR melihat ada orang yang menunggu. Saat itu, ia dimintai uang parkir lagi untuk menunggu kendaraan.

'Getokan' tiket dan intimidasi verbal melalui bahasa-bahasa kasar kembali ditemukan AR bersama rombongan. Saat itu mereka akan melalui jalur ke Geopark Ciletuh. Tiba di pertigaan kendaraan, mereka kembali diadang oleh beberapa orang, lagi-lagi dalihnya adalah biaya masuk untuk melintas ke kawasan tersebut.

Perilaku kekerasan verbal saat dimintai uang oleh para oknum, dikatakan AR, nyaris terjadi di sejumlah lokasi. Namun ada beberapa juga yang meminta dengan cara yang sopan meskipun lagi-lagi tidak ada bukti pembayaran resmi.

AR sengaja memviralkan peristiwa tidak menyenangkan saat mengantar wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sebagai pelaku usaha, AR berharap pihak terkait bergerak melakukan pembenahan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Sigit Widarmadi mengikuti informasi kaitan viralnya wisatawan yang mengaku 'digetok' pungli. "Saya tidak bermaksud menyudutkan, tapi ini jadi catatan untuk kita ada kewenangan yang harus dibahas lagi dan disosialisasikan ke masyarakat," ujar Sigit.

Sigit berharap masyarakat tidak memanfaatkan situasi keramaian pengunjung. Sigit meminta pengujung objek wisata untuk selalu menanyakan tiket resmi.

"Kesadaran masyarakat untuk tidak memanfaatkan situasi seperti itu, pengunjung juga sudah menjadi kewajiban menanyakan tiketnya. Kalau enggak jelas, ya sudah mending enggak usah dibayar," tutur Sigit.

(sya/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads