Pegiat Wisata-Musisi Asal Sukabumi Gelorakan Lawan Pungli!

Pegiat Wisata-Musisi Asal Sukabumi Gelorakan Lawan Pungli!

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 13 Mar 2022 22:30 WIB
Gerakan Lawan Pungli di Sukabumi.
Gerakan Lawan Pungli di Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Sejumlah pegiat wisata dan musisi di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi melakukan gerakan sosial demi melawan pungli. Aksi itu dilandasi dengan pemasangan sejumlah banner berisi pesan kepada warga bersama-sama membangun citra positif di kawasan Geopark Ciletuh.

Pantauan detikJabar, banner itu dipasang di sejumlah titik strategis di ruas jalan menuju lokasi wisata, beberapa lainnya dipasang di lokasi menuju Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi yang berdekatan dengan perkantoran Pemkab Sukabumi.

Agus Setiawan, salah seorang pegiat wisata di Palabuhanratu mengatakan gerakan yang digagas sengaja dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap segala bentuk pungutan liar yang ada di tempat-tempat wisata. Ia juga mendorong wisatawan untuk tidak takut melapor ke pihak berwenang ketika mendapati aktivitas pungli dan premanisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sebagai bentuk gerakan sosial, bagaimana kita bersama-sama membangun citra pariwisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang kemarin sempat viral karena adanya ulah segelintir oknum yang bisa kita bilang memanfaatkan ramainya wisatawan dengan aktivitas pungli, ini tentunya harus kita lawan jangan berpangku tangan demi menjaga nama baik destinasi wisata di Kabupaten Sukabumi," kata Agus kepada detikJabar, Minggu (13/3/2022).

Agus tidak sepenuhnya berpikir negatif dengan adanya aktivitas yang disebut pungutan di lokasi wisata selama regulasinya mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Selama pungutan itu bersifat wajar dan tidak membebani wisatawan disertai dengan tanda bukti yang legal.

ADVERTISEMENT

"Kalau diarahkan dan jelas regulasinya mungkin tidak masalah, karena tidak sedikit memang destinasi wisata dikelola oleh desa setempat melalui aturan desa atau perdes namun hal itu tumpul dengan aturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengelola Geopark Ciletuh Palabuhanratu berdasarkan Perda. Tidak sulit saya rasa misalkan dikerjasamakan dengan Dinas Pariwisata, namun peruntukannya dipertegas dan diperjelas," ujar Agus.

Agus menjelaskan peruntukan pungutan itu nantinya bisa digunakan utuk memelihara dan menjaga kebersihan di area wisata. "Tidak sedikit loh wisatawan datang, kemudian mereka botram nah sampahnya ini tidak sedikit dibiarkan berserakan. Dengan adanya regulasi kewenangan pengelolaan maka saya rasa hal semacam ini tidak perlu terjadi, ada rate parkir, ada tiket khusus lengkap dengan asuransi untuk melindungi wisatawan misalnya," jelas Agus.

Hal senada diungkap Dhara, musisi eks gitaris Band Goliath yang sempat melambung dengan lagu 'Cinta Monyet" itu menilai tidak sedikit lokasi wisata yang sudah dibangun oleh pemerintah, juga lokasi wisata dikelola swasta yang kemudian viral di media sosial mengangkat citra pariwisata di Kabupaten Sukabumi. Menurutnya jangan sampai citra positif itu hancur oleh sesuatu yang negatif dimata wisatawan.

"Bagaimanapun tamu adalah raja, mereka layak mendapatkan sambutan baik. Contoh tidak sedikit lokasi wisata diviralkan oleh wisatawan yang dampaknya membawa angin segar kunjungan yang bangga ya kita-kita juga sebagai putra daerah. Namun kita juga jangan menutup mata ketika ada aktivitas premanisme kemudian pungli, ini harus kita lawan," kata Dhara.

"Banyak yang sudah menggelontorkan dana banyak untuk membangun destinasi wisata, baik swasta maupun pemerintah. Makanya kita sama-sama melakukan aksi sosial gerakan lawan pungli, kita sama-sama berantas dan ciptakan ramah sapa senyum pariwisata. Wisatawan nyaman, masyarakat juga akan sejahtera," sambung Dhara.

Diberitakan sebelumnya, Aksi tidak terpuji berupa pungli yang dilakukan sejumlah oknum di kawasan wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi bikin kesal wisatawan sekaligus pengusaha travel. Narasi kekesalan pun diunggah ke media sosial dan viral.

Tidak hanya merasa "digetok" pungli, AR inisial wisatawan tersebut juga mengakui mendapatkan intimidasi verbal dari oknum tersebut, bukan hanya sekali AR mendapati pungli terjadi nyaris di sejumlah tempat yang ia kunjungi bersama para traveler yang menggunakan jasanya.

"Begini Sukabumi itu, enggak ada tiket. Ribet, banyak pungli Sukabumi itu Cisolok Cipanas 50 (ribu) tadi Cibangban 40 (ribu) sekarang Karang Hawu sudah enggak jauh 100 (ribu). Ribet Sukabumi ribet, pantas pada tidak mau main di Sukabumi di sini ditagih di depan ditagih tidak ada tiketnya guys nih," ujar pria bertopi merah dengan bahsaa Sunda dalam unggahan video akun @HIC_travel seperti detikJabar, Jumat (11/3/2022).

(sya/mso)


Hide Ads