Hembusan angin di Sukabumi membawa bisik-bisik harap para bobotoh. Di tiap sudut warung kopi, obrolan tentang Persib Bandung terasa mendominasi. Mereka tahu, Jumat (2/5/2025) malam ini, Maung Bandung akan berlaga melawan Malut United dalam laga yang bisa menjadi penentu gelar juara Liga 1 2024/2025. Namun alih-alih penuh keyakinan, yang muncul justru percampuran antara optimisme dan rasa waswas.
Di gang-gang sempit kawasan Cikole hingga warung tenda di selatan Cisaat, para penggemar Persib berdiskusi sembari menyeruput kopi dan menggigit gorengan. Di hadapan layar ponsel, mereka mengulas lini belakang Malut yang kokoh, ketajaman pemain depannya, dan segala kemungkinan yang bisa terjadi malam nanti. Bagi mereka, ini lebih dari sekadar laga sepak bola ini tentang sejarah yang dipertaruhkan.
Baca juga: Sejarah Baru Persib Bandung di Depan Mata |
Muhamad Sultan Ikhwanurrahman, Koordinator Nobar dan Divisi Merchandise Viking Kerajaan Sukabumi, tak sungkan menunjukkan rasa waswasnya. "Kalau untuk optimis, sebenarnya kita tidak terlalu optimis banget. Persib bisa menang di Malut itu berat. Apalagi Malut sekarang peringkat empat dan lagi bagus," ujarnya, ia menaksir peluang hanya 50:50.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi mudah-mudahan Persib bisa mengunci gelar juara. Jelek-jeleknya seri, itu cukup," sambungnya.
Menurut Sultan, bobotoh tak bisa menutup mata dari ancaman Malut United. Klub pendatang baru itu mampu membuat kejutan besar sepanjang musim. Mereka belum terkalahkan di beberapa pertandingan terakhir, bahkan mampu menaklukkan tim sekuat Dewa United. Salah satu faktor yang menurut Sultan krusial adalah kehadiran Frets Butuan, mantan pemain Persib. "Frets itu pasti punya motivasi lebih. Lawan mantan klubnya, pasti ingin tunjukkan sesuatu," katanya.
Ia melihat laga ini bukan hanya uji konsistensi bagi Persib, tapi juga uji kedewasaan bagi para pemain dan bobotoh.
Sementara dari Palabuhanratu, Mbith Irvan Ketua Viking Palabuhanratu memberikan suara yang lebih percaya diri. "Mudah-mudahan bisa menang. Saya sangat optimis. Persib hanya butuh dua poin untuk jadi juara," katanya. Ia yakin sekalipun malam ini hasilnya imbang, Persib tetap akan mengunci gelar karena masih ada tiga pertandingan sisa.
"Tapi tetap, Malut bukan lawan enteng. Mereka luar biasa musim ini. Pemain harus jaga stamina, konsentrasi, dan jangan terpancing emosi," lirihnya menyambug.
Kekhawatiran dan optimisme ini menyatu dalam suasana yang gamang namun penuh harap. Di seluruh Sukabumi, mulai dari titik utara hingga pesisir selatan, bobotoh menanti dengan degup yang sama. Sebuah malam yang bisa mengubah lembar sejarah Persib.
Hari Jumat, Sakral bagi Bobotoh
Bagi sebagian besar bobotoh, fakta bahwa laga krusial ini digelar pada hari Jumat bukanlah kebetulan. Ada keyakinan kolektif yang tumbuh dari waktu ke waktu: bahwa Jumat adalah harinya Persib.
"Persib itu kalau juara seringnya hari Jumat. Kita lihat musim lalu, lawan Madura hari Jumat. Sekarang lawan Malut juga Jumat. Jadi ya mudah-mudahan ini pertanda baik," ujar Sultan.
Mbith Irvan pun merasakan hal yang sama. Ia menyebut, Jumat memiliki atmosfer yang lebih khidmat. "Kalau Jumat sore, itu suasananya beda. Orang-orang udah semangat dari pagi. Jadi aura nontonnya itu dapet. Mungkin itu juga yang bikin kita percaya, Jumat itu harinya Persib," katanya.
Tak sedikit bobotoh yang memperlakukan Jumat sebagai hari ritual, mereka mengenakan jersey lama yang dianggap membawa hoki, mengulang menu makan yang mereka santap saat Persib menang di laga sebelumnya, dan bahkan berdoa secara khusus untuk kemenangan.
(sya/iqk)