Perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil, itu menggambarkan Tim Indonesia di Homeless World Cup (HWC) 2024. Hasil luar bisa diraih tim dalam ajang bergengsi ini. Prestasi Merah Putih di tahun ini berhasil mengukir sejarah, sejak berpartisipasi 2011. Tahun ini Indonesia menempati posisi keempat.
HWC 2024 digelar di Korea Selatan pada 21-28 September. Walaupun tak berhasil mengangkat tropy juara, mampu finish di posisi ke keempat menegaskan kekuatan mental dan tekad luar biasa para pemain Indonesia pada kejuaraan yang mengangkat isu-isu sosial tersebut.
Aulia Rahman sang pelatih Timnas Indonesia mengatakan, perjuangan timnya berlaga di HWC 2024 sangat luar biasa. Menurutnya, tak mudah bermain di Negeri Gingseng itu, banyak kendala dihadapi mulai dari jadwal padat, cuaca ekstrem hingga makanan yang tidak sesuai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita persiapan selama 4 bulan. Yang jadi masalah, kita kedatangan itu H-1, jadi terlalu mepet. Kemudian bus jemputan datangnya terlambat, kemudian antar tim lain dulu, baru kita jadi waktu istirahat kita kurang," kata Aulia saat syukuran Tim Homeless Indonesia di Kota Bandung, Sabtu (12/10).
Menurutnya, Tim Indonesia sempat dibuat pusing terkait masalah makanan yang tidak sesuai. Dalam kompetisi itu, panitia HWC hanya menyediakan makanan non halal, sementara seluruh Tim Indonesia 100% muslim.
"Pola makan yang jadi rintangan, kita semua 100 persen muslim kan, tapi yang disediakan panitia itu kebanyakan dari non halal. Jadi itu kita betul-betul mikirin (masalah makan ini)," tuturnya.
Aulia mengungkapkan, setiap hari official Tim Indonesia selalu membeli makanan halal dari luar yang itu pun sulit didapatkan. Sementara makanan dari panitia, Tim Indonesia hanya mengkonsumsi yang diperuntukkan bagi vegetarian.
"Untuk menyiasati itu, official beli sendiri ke luar. Makan junk food, yang gampang beli ayam. Kemudian nasi beli terpisah juga masak sendiri. Konsumsi seadanya dari panitia. Di sana itu cuma dibedakan vegan dan non vegan, jadi kita makan yang vegetarian," ungkapnya.
Selain itu, kesulitan yang ditemukan Tim Indonesia yakni faktor cuaca yang panas dan hal itu semakin mempersulit kondisi Tim Indonesian. Para pemain tidak bisa langsung menuju ke hotel usai bertanding. Sementara lokasi tunggu, tidak nyaman dan panas.
"Dari 8 kali bermain itu jadwalnya padat banget kemudian cuaca di sana panas banget, main di outdoor. Kita satu bus dengan jerman, misalkan sudah beres gak bisa langsung ke hotel untuk istirahat," ungkap Aulia.
"Kemudian tempat transit pemain kurang nyaman, cuaca panas. Itu yang menyerap energi. Waktu buat evaluasi malam juga kadang saya lewatkan fokus untuk istirahat pemain saja," tambahnya.
![]() |
Perjalanan Tim Indonesia
Seperti diketahui, Indonesia ikut kompetisi ini sejak tahun 2011, ikut pada tahun-tahun. Pada 2024, setelah lolos ke delapan besar, Indonesia berjumpa Irlandia. Di pertandingan itu, Indonesia menang dengan skor 7-1 dan lolos ke semifinal untuk berjumpa Inggris. Sayangnya melawan Inggris, Indonesia kalah 3-6.
Aulia menuturkan, penyebab Indonesia kalah dari Inggris salah satunya perbedaan postur, ada faktor non teknis yang membuat permainan Indonesia tidak berjalan semestinya.
"Pas lawan Inggris sudah sesuai game plan, tapi finishing kita gak terlalu baik. Di semifinal itu taktik memang berjalan baik tapi akhirnya kita kalah dan anak-anak di situ pasti kecewa dan timbul drama-drama," tuturnya.
Kesulitan yang sama ditemukan Indonesia dalam pertandingan perebutan tempat ketiga melawan Lithuania sehingga Indonesia harus puas finish di urutan keempat pada HWC 2024. Meski demikian Aulia menyebut, seharusnya Indonesia bisa mendapat hasil lebih di ajang itu.
"Tinggal perebutan tempat ketiga, tapi Lithuania tim bagus. Jadi kita kalah 2-1 akhirnya menyamai prestasi 2012. Dari kacamata saya bisa lebih, melihat kekuatan tim lawan ini kesempatan kita untuk berprestasi. Tapi rezekinya cuma keempat," pungkas Aulia.
(wip/orb)